Penasulta.com : UMMU MUTIAH (Pemerhati Sosial) : Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang selalu diusahakan untuk diminimalisasi, bahkan bila mungkin dihilangkan. Namun dalam kenyataannya kemiskinan masih selalu melekat dalam sendi-sendi kehidupan manusia. Sehingga memerlukan suatu upaya penanggulangan secara komprehensif, integral dan berkelanjutan.
Beragam konsep tentang kemiskinan. Mulai dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutahan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan kurangnya kesempatan berusaha, hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral misalnya ada pendapat yang mengatakan bahwa kemiskinan, merupakan ketidakberdayaan sekelompok masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh pemerintahan. Sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi (kemiskinan struktural). Dan ada pula yang mengatakan bahwa, kemiskinan terkait dengan sikap, budaya hidup, dan lingkungan dalam suatu masyarakat.
Menyorot AngkaKemiskinan
Angka kemiskinan nasional September 2019 yang baru saja dirilis badan pusat statistik (BPS) pada 15 januari lalu telah mencapai Angka 9,22%. Persentasi ini menurun sebesar 0,19 persen poin dari kondisi Maret 2019 dan 0,44 persen poin dari kondisi September 2018. Jika dilihat dari jumlahnya, pada September 2019 masih terdapat 24,79 juta orang miskin di Indonesia. Sementara itu persentase penduduk miskin di daerah perkotaan turun menjadi 6,56% dan menjadi 12,60% untuk daerah pedesaan.
Selain dilihat dari jumlah dan persentase penduduk miskin indikator kemiskinan lainnya juga mengalami perbaikan dari periode maret 2019 – September 2019, indeks kedalaman kemiskinan yang juga merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan mengalami penurunan dari 1,55 pada maret 2019 menjadi 1,50 pada September 2019.
Indonesia memiliki 52 juta penduduk yang masuk dalam kelas menengah, jumlahnya artinya satu dari lima penduduk Indonesia masuk kedalam kelas menengah. Bahkan Bank Dunia mencatat pertumbuhan masyarakat kelas menengah salah satu yang tercepat dari pada kalangan lain.Kenapa kelas menengah Indonesia menjadi pendorong pertama pertumbuhan ekonomi karena konsumsi kelompok ini tumbuh sebesar 12% setiap tahun sejak 2002 dan sekarang mewakili hampir setengah dari seluruh komsumsi rumah tangga di Indonesia.
Direktur Eksekutif Institute For Development Of Ekonomics and finance (indef) Eni Sri Hartati memaparkan kaum rentan miskin berpotensi langsung ‘goyang’ jika ada perubahan harga kebutuhan dari mulai BBM, listrik hingga kebutuhan pokok.Maka cara penanggulangan kemiskinan pun membutuhkan analisis yang tepat. Melibatkan semua komponen permasalahan dan diperlukan strategi penanganan yang tepat, Berkelanjutan dan tidak bersifat temporer.
Solusi Islam Menuntaskan Kemiskinan
Sesungguhnya jika kita mau kembali kepada Islam, maka sangatlah jelas apa yang harus di lakukan. Pertama: secara individual, Allah SWT memerintahkan setiap muslim yang mampu bekerja mencari nafkah untuk dirinya dan keluarga yang menjadi tanggungannya (lihat:QS.al-Baqarah [2]: (233). Rasulullah saw. Juga bersabda:“Mencari reski yang halal adalah salah satu kewajiban diantara kewajiban yang lain” (HR ath –Thabarani).
Kedua: secara jama’i (kolektif) Allah SWT memerintahkan kaum muslim untuk saling memperhatikan saudaranya yang saling kekurangan dan membutuhkan pertolongan. Rasulullah saw. Bersabda: “Tidaklah beriman kepadaku siapa saja yang tidur malam dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya kelaparan, padahal ia tahu” (HR ath-Thabrani dan al-Bazzar).Ketiga: Allah SWT memerintahkan penguasa untuk bertanggung jawab atas seluruh urusan rakyatnya,termasuk tentu menjamin kebutuhan pokok mereka.Rasulullah SAW. Bersabda: “Pemimpin atas manusia adalah pengurus dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus”(HR al-Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Untuk itu pentingnya penerapan Islam saat ini karena kemiskinan yang menimpa umat lebih merupakan kemiskinan struktural/sistemik, yakni kemiskinan yang diciptakan oleh system yang diberlakukan oleh negara/penguasa, itulah sistem kapitalis-liberlisme-sekularisme. Sistem inilah yang telah membuat kekayaan milik rakyat di kuasai dan dinikmati oleh segelintir orang.
Dalam konteks global,di semua negara yang menganut kapitalisme-liberalisme-sekulari telah tercipta kemiskinan dan kesenjangan sosial.karena itu mustahil kemiskinan bisa dientaskan bila dunia,termasuk negeri ini, masih menerapkan sistem yang rusak ini. Karena itu saatnya kita mencampakkan sistem selain Islam yang telah terbukti mendatangkan musibah demi musibah kepada kita. Sudah saatnya kita kembali pada syariah Islam yang berasal dari Allah SWT. Hanya syariah-Nya yang bisa menjamin keberkahan hidup manusia. Syariah akan menjadi rahmat bagi mereka (Lihat: QS al-Anbiya’[21]: 107).Lebih dari itu, penerapan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan adalah wujud ketakwaan yang hakiki kepada Allah SWT[]