PENASULTRA.COM, KENDARI – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) telah menyetujui rencana kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China di Kawasan Industri Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe.
Hal ini disepakati usai rapat koordinasi (Rakor) bidang ketenagakerjaan di aula Merah Putih, rumah jabatan Gubernur Sultra, Jumat, 12 Juni 2020 lalu.
Menanggapi hal itu, ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Baharuddin Yusuf, mengaku heran dengan tidak konsistennya Pemerintah Daerah dalam menolak kedatangan TKA tersebut.
“Ada apa dengan Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara yang awalnya menolak kehadiran 500 TKA sekarang menyetujui. Padahal saat awal isu ini terendus, Forkopimda Provinsi Sulawesi Tenggara jugalah yang berteguh-teguh untuk menolak kehadiran 500 TKA ini, termaksud Pak Gubernur Sulawesi Tenggara serta Pak Wakil DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara”, ketus Yusuf melalui rilis persnya, Minggu, 14 Mei 2020.
Kata Yusuf hal ini memperlihatkan ke plinta-plintutnya Pemerintah Daerah, yang pada awalnya dengan getol menolak, sekoyong-koyongnya malah menerima kehadiran 500 TKA bahkan Gubernur Sulawesi Tenggara meminta agar kedatangan 500 TKA tersebut dapat dibijaksanai.
Selain itu, ia juga menyayangkan terhadap sikap para ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Sultra bahwa sesuai kabar yang beredar mereka ikut menyepakati kehadiran 500 TKA ini.
“Ini sangat disayangkan karena melihat situasi Covid-19 belum selesai. Maka dari itu saya selaku Ketua MPM UHO dengan tegas menolak kedatangan 500 TKA hingga Covid-19 ini berakhir”, tegas Yusuf.
“Saya juga menyayangkan pernyataan Wasekjen PB HmI Muh. Ikram Palesa yang mangatakan bahwa “oknum-oknum yang kerap melakukan upaya profokatif dengan mengatas namakan rakyat hanya bermodalkan isu ‘katanya’ dengan maksud mencari keuntungan pribadi” , padahal mulanya Wasekjen PB HmI ini jugalah yang paling getol menolak kehadiran 500 TKA tersebut”,tutupnya
Penulis: Sain