PENASULTRA.COM KENDARI – Salah satu pasangan calon (paslon) Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari nomor urut 4, Muh Nur Fajar Maga – Wani Afriani mengaku legowo dengan hasil Pemilu Raya (Pemira) yang telah diseleanggarakan pada Kamis, 3 Desember 2020 lalu.
Kepada awak media ini, Fajar Maga mengatakan bahwa dalam sebuah pertarungan politik, menang dan kalah merupakan hal biasa. Oleh karena itu, ia bersama wakilnya berlapang dada mengikhlaskan dan mendukung Ketua BEM UHO yang telah terpilih.
Menurutnya, apa yang telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Raya Mahasiswa (KPURM) merupakan sebuah keputusan yang harus diterimah dengan lapang dada.
“Kami sangat legowo. Adapun kalau misalnya terjadi beberapa hal yang tidak disepakati tentunya ada tahapan yang harus lakukan sesuai prosedur, seperti gugatan. Dan teman-teman juga sudah melakukan gugatan, dan prorses itulah yang harus dilakukan sesuai dengan jadwal dan tahapan-tahapan dalam pemilu raya”, kata Fajar Maga, Minggu malam, Desember 2020.
Ia juga mengakui bahwa banyak terjadi dugaan kecurangan dalam proses Pemira ini, dan ini terjadi pada semua calon. Namun, menurut dia hal itu bukan sepenuhnya kesalahan KPURM.
“Kami melihat ini yang sebenarnya tidak sepenuhnya merupakan kesalahan KPURM. Tetapi lagi-lagi ada sistem yang dibangun dan itu memudahkan semua orang untuk masuk di sistem itu. Jadi dari kami sendiri intinya sudah legowo dengan hasil Pemira yang telah dikeluarkan itu”, ungkapnya.
Lanjutnya, sejauh ini ia tetap berkomunikasi dengan wakilnya. Mereka berdua sepakat menerima hasil keputusan KPURM. Sebab, putusan KPU merupakan sebuah putusan tertinggi yang harus diakui dan dihargai.
Ia menyayangkan terjadinya aksi demonstrasi yang berujung pada perngrusakan fasilitas kampus. Kata dia, hal itu seharusnya tidak terjadi, apalagi UHO merupakan lingkungan akademis.
“Harusnya mahasiswa UHO menjadi patron dan menjadi contoh di masyarakat. Tapi dengan situasi kemarin ini sangat disayangkan. Apalagi sampai beberapa fasilitas kampus rusak, yang harusnya fasilitas itu menjadi media pembelajaran dan juga menjadi ikon kampus, tapi lagi-lagi kerena aksi itu mengakibatkan beberapa fasilitas hancur. Itu sangat disayangkan”, tukas Fajar.
Ia pun berharap kepada seluruh mahasiswa UHO, terkhusus pendukungnya yang telah bersama-sama berjuang agar tidak terprofokasi dan tidak terpancing dengan situasi saat ini.
“Apalagi ada hal-hal yang bisa mengakibatkan kerugian baik dari kita sendiri maupun dari kampus kita bersama. Kampus ini adalah kampus kita bersama yang harus kita jaga dan kita cintai bersama”, pungkasnya.(b)
Penulis: Husain