PENASULTRA.COM, BOMBANA – Puluhan calon penumpang pemilik kendaraan yang hendak mudik ke Pulau Kabaena menggunakan jasa angkutan KMP Madidihang (kapal Feri), pada Minggu, 10 Juni 2018 kecewa.
Hal ini disebabkan karena pelayanan tiket yang amburadul. Alhasil, sejumlah pemudik terpaksa harus menunggu jadwal kapal selanjutnya lantaran batal berangkat.
Padahal, dari sekian calon penumpang yang batal berangkat, sebagian dari mereka telah mengantongi tiket penyebrangan. Namun karena alasan kapasitas kapal yang tidak sanggup menampung semua pemudik, sehingga para pemegang tiket harus rela mencari penginapan untuk menunggu jadwal kapal berikutnya.
Darmawan, calon penumpang yang hendak menuju Pulau Kabaena, mengaku kecewa dan menyesalkan pelayanan di pelabuhan feri. Menurut dia, mestinya Dinas Perhubungan (Dishub) Bombana, pihak Kementrian Perhubungan (Kemenhub), serta PT ASDP menyiapkan solusi untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan penumpang.
“Rawan kalau begini terus. Bisa-bisa akan kacau, dan herannya kenapa tahun ini parah sekali,” semprotnya.
Pelayanan di pelabuhan feri harusnya, kata Darmawan tegas mengatur calon penumpang dengan tidak mengizinkan calon penumpang yang tidak memiliki tiket masuk.
“Terus terang kita sangat kecewa dan menyesalkan pelayanan di pelabuhan ini. Tadi saya perhatikan, ada penumpang yang naik tapi tidak memiliki tiket, sedangkan yang memiliki tiket tidak bisa naik. Ada apa dengan pelayanan di pelabuhan feri ini,” katanya bernada marah.
Senada, Leni, calon penumpang pemilik roda empat juga mengaku heran dengan pelayanan di pelabuhan ini. Mestinya, tambah dia, bagian pelayanan tiket tidak perlu memberi tiket kepada calon penumpang jika tidak ada peluang untuk dimuat.
“Saya dapat tiket dan nomor antrian tapi tidak bisa dimuat,” kesalnya.
Sementara itu, Rusdar, Penanggungjawab Pelabuhan Feri dari Dishub Bombana yang dikonfirmasi terkait hal ini mengakui kalau batalnya pemberangkatan sejumlah penumpang pemilik roda dua dan roda empat semata-mata diakibatkan karena kapasitas kapal yang tidak memadai.
Solusi yang dapat ditempuh, lanjut dia, sudah saatnya pihak terkait segera menambah armada atau mengganti kapal feri yang kapasitas besar.
“Itu solusinya,” ucapnya saat ditemui di pelabuhan sesaat setelah kapal berangkat.
Saat ditanya berapa jumlah kendaraan roda dua yang mestinya dimuat KMP Madidihang, Rusdar mengaku belum mengetahuinya rinci.
“Kalau roda empat itu maksimal 10, roda dua belum diketahui. Kalau penumpang standarnya kemarin saya diberi tau, kurang lebih 90 orang,” tuturnya.
Pantauan awak media ini, setelah pemberangkatan kapal, puluhan penumpang menyerbu loket untuk menukar tiket dan mengambil kembali uangnya.(a)
Penulis: Andri
Editor: Ridho Achmed