Pemerintah Patut Memperhatikan Kegundahan dan Kecemasan Rakyat yang Semakin Susah

Oleh: Jacob Ereste

Setelah minyak sayur mengguyur kecemasan Ibu-ibu di dapur, masih ditimpali harga telur yang ngelantur hingga bertarif Rp 32.000 per kilo di pasar.

Sementara BBM (Bahan Bakar Minyak) yang sudah sulit diperoleh minimal sejak Januari 2022 — demikian saat butuh solar di Jawa Tengah dan sekitarnya, setiap kendaraan pribadi  cuma boleh dibeli sebesar Rp 100.000 — kini pertalite juga ikut menggelinjang.

Sejak beberapa hari lalu, harga elpiji juga dudah ngolet seakan  memprovokasi tarif listrik dan air minum. Akibatnya jika semua kebutuhan pokok masyarakat jadi liar  menggeliat sesuka pasar. Sungguh sangat mencemaskan bila rakyat pun sudah habis-habisan mengukur sabar yang tak tertahan.

Memang sampai hari ini rakyat masih diam membungkam menahan geram. Hanya HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam) yang ada di pusat maupun di berbagai daerah yang bereaksi semacam memberi  peringatan saja, agar pengendalian  kebutuhan pokok rakyat itu jangan sampai menyulut kemarahan.

Maka itu suara gaduh yang hiruk pikuk pembicaraan tentang Pilpres (Pemilihan Presiden) untuk tahun 2024 yang masih relatif jauh itu, seakan seperti pengalihan isu belaka agar perhatian warga masyarakat yang susah mengatasi untuk memenuhi  kebutuhan ekonomi rumah tangganya bisa tercengang sejenak mengikuti keributan politik yang seharusnya sudah memikirkan soal kesusahan hidup rakyat yang semakin susah. Belum lagi soal “Drama Dari Duren Tiga” yang belum tuntas juga.

Selain masalah tarif angkutan yang mulai diwacanakan mau naik juga itu,  masalah tiket penerbangan sudah sejak dulu menjadi pelopor keliaran harga yang tiada pernah bisa dijinakkan. Pendek cerita tiket pesawat itu terus  menekan konsumen yang jngin bepergian guna mengurus bisnis atau pun pekerjaan lainnya di daerah. Hingga guyonan di kalangan aktivis jangan-jangan untuk berjalan kaki di jalan umum nanti akan dikenakan tarif retribusi atau semacam pajak perorangan juga.

Artinya, apa lagi cara terbaik bagi rakyat untuk menenteramkan hati agar bisa sedikit lega bernapas di negeri merdeka ini. Sementara keributan dalam pembahasan sejumlah UU dan peraturan perundanH-undangan yang dirasa sangat  mengkhawatirkan bisa menjadi bumerang bagi rakyat juga. Karena memang regulasi semua peraturan dan perjndang-undang itu tidak sungguh untuk melindungi rakyat. Maka itu pembahasan jadi sangat sulit dibuat transparan.

Kegundahan dan kecemasan ini patut dan penting untuk mendapat perhatian serius dari pemerintah. Sebab kita tidak ingin menanggung akibat dari resiko kejadian yang bisa menimbulkan  kerugian yang tak bisa diperkirakan besarannya. Jika tidak, akibatnya pasti akan kita tunggung juga kerugiannya yang mungkin bisa lebih besar ongkos dan biayanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *