Kegiatan tersebut berpusat di Claro Hotel Jalan Edi Sabara No. 89 Kendari selama dua hari sejak 12 hingga 13 Oktober 2022 yang turut dihadiri beberapa kepala dinas lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra), kepala dinas yang membidangi ketenagakerjaan kabupaten/kota seSultra, Kepala BPVP Kendari Dr La Ode Haji Polondu, Kepala BP Jamsostek Sultra, Ketua APINDO Sultra, dan pimpinan perusahaan peserta pameran pasar kerja.
Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagakerjaan Kemnaker RI Helmiaty Basri, S.Sos., MAP dalam sambutannya secara virtual mengatakan, ucapan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada panitia penyelenggara pameran kesempatan kerja/Job Fair Virtual 2022, khususnya Distransnaker Sultra yang telah menyelenggarakan kegiatan Job fair Virtual dengan tema Job Fair Virtual Garbarata Sultra.
”Saya ucapkan terima kasih yang sedalamnya-dalamnya kepada para pimpinan perusahaan atau perwakilannya yang telah berpartisipasi pada giat hari ini untuk menyebarluaskan informasi lowongan kerja yang dimiliki, sehingga memudahkan para angkatan kerja mendapatkan pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan,” terangnya.
Ia menjelaskan, jika saat ini dunia tengah berada pada era revolusi industri 4.0, dimana terjadi gelombang besar transformasi dalam pemanfaatan teknologi digital. Mau tidak mau, suka tidak suka, setiap orang dituntut untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Apalagi, pandemi global Covid-19, telah memasifkan pemanfaatan teknologi. Di tengah pembatasan sosial, pemanfaatan teknologi membuat pekerjaan menjadi sangat fleksibel, baik secara waktu maupun tempat, sehingga pekerjaan tidak lagi harus dikerjakan dari kantor dengan jam kerja yang monoton. Pandemi Covid-19 ini telah membentuk tatanan kehidupan dan dunia kerja baru.
“Selain itu, pemanfaatan teknologi tidak hanya mempermudah pekerjaan manusia, namun juga berdampak pada penggantian tugas, peran dan fungsi beberapa jabatan pekerjaan, serta menimbulkan beberapa jabatan pekerjaan baru. Kondisi seperti ini merupakan tantangan baru bagi kita semua,” jelasnya.
Atas hal ini, lanjut dia, pelaksanaan Job fair Virtual merupakan suatu upaya yang sangat bermanfaat dan berkontribusi terhadap penciptaan peluang bagi tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan, serta bagi perusahaan agar memperoleh kandidat yang berkualitas dan sesuai dengan spesifikasi jabatan yang ditawarkan. Selain aman, pelaksanaan Job Fair Virtual ini lebih efisien karena akan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan baik oleh pencari kerja, perusahaan bahkan penyelenggara. Selain itu, pelaksanaan Job Fair secara virtual merupakan salah satu perwujudan pemanfaatan teknologi yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam revolusi industri 4.0
”Saya sampaikan juga, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan juga menyediakan berbagai layanan ketenagakerjaan yang dapat diakses oleh semua masyarakat indonesia untuk mendapatkan informasi ketenagakerjaan, seperti pelatihan, lowongan pekerjaan, pemagangan, kelembagaan dan lain sebagainya yang dapat di akses secara umum melalui SIAP Kerja (Sistem Informasi dan Aplikasi Pelayanan Ketenagakerjaan) yang dapat diakses pada laman https //kemnaker.go.id,” bebernya.
Untuk aplikasi job fair virtual, masih kata dia, tersedia pula layanan melalui domain https //jobfair.kemnaker.go.id yang dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan job fair secara virtual seperti saat ini, maupun konvensional nanti setelah Indonesia kembali normal, agar data pengunjung peserta atau perusahaan dan pencari kerja sampai dengan penempatan tenaga kerja dapat terdokumentasi dan terlapor dengan baik dan mudah.
”Perlu diketahui juga, jika penyelenggaraan pameran kesempatan kerja daring ini diselenggarakan di 27 dinas provinsi yang membidangi urusan ketenagakerjaan,” katanya.
Gubernur Sultra, H Ali Mazi SH dalam sambutannya menuturkan, jika Pemprov Sultra kini telah melaksanakan komitmen yang kuat sebagai wujud implementasi pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan, melalui upaya-upaya nyata atas pengabdian kepada bangsa, negara dan masyarakat.
”Pelaksanaan pameran kesempatan kerja daring ini merupakan terobosan terhadap aktivitas mempertemukan pencari kerja dengan sejumlah pencari kerja dengan tujuan penempatan. Hal ini untuk menjawab tantangan permasalahan bidang ketenagakerjaan yang disebabkan adanya ketidakseimbangan antara persediaan dan kebutuhan tenaga kerja, dimana jumlah pencari kerja semakin meningkat tetapi lowongan jabatan atau pekerjaan yang diketahui terbatas.
”Kami sangat mendukung program ini, karena mempunyai nilai strategis yang memberikan ruang komunikasi dua arah meski secara virtual dan pemerintah bertindak sebagai fasilitator,” tuturnya.
Ia menjelaskan, pelaksanaan penempatan tenaga kerja didasarkan atas prinsip kemanusiaan, demokrasi, dan the right man on the right place, dimana ketiga prinsip ini pada hakekatnya memposisikan manusia sebagai unsur pekerja yang mempunyai persamaan harga diri, kemauan, keinginan, cita-cita dan kemampuan untuk dihargai posisinya sebagai manusia yang layak serta tidak dianggap mesin.
”Dalam melaksanakan pekerjaan, prinsip the right man on the right place menempatkan setiap orang pada organisasi yang perlu didasari pada kemampuan, keahlian, pengalaman serta pendidikan yang dimiliki seseorang,” paparnya.
Beberapa strategi, lanjut dia, sekaligus harapan Pemprov Sultra kepada perusahaan dalam melakukan proses antar kerja yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan penempatan tenaga kerja berdasarkan azaz terbuka, bebas, objeketif, serta adil dan setara tanpa diskriminasi. Penempatan tenaga kerja diarahkan untuk menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai keahlian, keterampilan, bakat, minat dan kemampuan dengan tetap memperhatikan harkat, martabat, hak asasi dan perlindungan hukum.
”Penempatan tenaga kerja dilaksanakan dengan memperhatikan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan nasional dan daerah. Kemudian, membuka lowongan jabatan kepada saudara-saudara kita penyandang disabilitas paling sedikit satu persen dari jumlah pekerja, sebagaimana amanah pasal 53 undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas,” tandasnya.
Orang nomor satu di Sultra ini juga berharap, agar giat yang terselenggara kali ini dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat Sultra, karena ada begitu banyak lowongan kerja yang tersedia.
”Ini juga merupakan wujud dari kepedulian kami, Pemprov Sultra terhadap masyarakat pencari kerja, bahkan salah satunya dengan membekali keahlian dan keterampilan teknis bagi generasi muda melalui pengembangan kapasitas Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kendari menuju BPVP Kendari bertaraf internasional,” bebernya.
Kepala Dinas Transnaker Sultra La Ode Muhammad Alihaswandy SE Msi dalam sambutannya memaparkan, kegiatan yang terlaksana dengan tema Job Fair Virtual Garbarata Sultra diikuti 31 perusahaan dengan 81 jenis jabatan, dan 1.472 kebutuhan pencari kerja yang terdiri dari berbagai sektor lapangan usaha, seperti retail, lowongan luar negeri, perhotelan dan restoran, perbankan, dan konstruksi.
”Untuk pencari kerja yang ikut pada kegiatan ini sebanyak 290 orang,” sebutnya.
Ia menjelaskan, masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia selama ini disebabkan beberapa hal, diantaranya akibat ketidak seimbangan antara persediaan dan kebutuhan tenaga kerja, baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang dibutuhkan pasar kerja, dimana jumlah pencari kerja setiap tahun semakin meningkat sedangkan jumlah lowongan kerja yang tersedia sangat sedikit.
Kemudian, lanjut dia, akibat adanya ketidak seimbangan dan kesenjangan informasi antara perusahaan pengguna dan pencari kerja, sehingga sulit bagi para perusahaan mendapatkan tenaga kerja siap pakai sesuai kualifikasi dan jabatan yang dibutuhkan.
”Dua hal ini telah menjadi masalah dalam bidang ketenagakerjaan dan atas hal itu maka kegiatan ini merupakan salah satu solusi untuk menjawabnya,” beber Alihaswandy.
Sementara itu, Kepala BPVP Kendari Dr La Ode Haji Polondu dimintai tanggapan terkait hal ini menuturkan, pihaknya bersama dengan Pemprov Sultra terus berupaya melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas masyarakat khususnya para angkatan kerja melalui pelatihan berbasis kompetensi.
”Melalui pelatihan itu, kami berharap dapat menciptakan angkatan kerja yang kompeten, siap pakai, dan berdaya saing tinggi sesuai kebutuhan pasar kerja,” jelasnya.
Pelatihan berbasis kompetensi, lanjut dia, juga menjadi solusi bagi para angkatan kerja untuk bisa memenuhi standar kualifikasi kebutuhan dunia usaha dan industri, yang memungkinkan para pencari kerja bisa berusaha secara mandiri atau kelompok dan diterima bekerja di dunia dan industri.
”Secara tidak langsung, dengan kondisi itu maka jumlah pengangguran yang meningkat bisa secara perlahan berkurang dan bahkan tidak ada. Apalagi, para pencari kerja yang memiliki keterampilan tidak akan tergantung pada dunia usaha dan industri secara menyeluruh, karena mereka dapat membuka usaha secara mandiri dan mempekerjakan orang lain,” tutupnya.
Sumber: Humas BPVP Kendari, Syahrul
Editor: Husain