Oleh: Oma Irama
Pahlawan selama ini selalu didefinisikan sebagai orang-orang yang berjuang secara fisik untuk merebut kemerdekaan. Dalam perspektif kekinian, ketika dunia sudah relatif damai kiranya perlu pendefinisian ulang apa yang disebut dengan nama pahlawan. Membatasi pahlawan hanya pada orang-orang yang hanya berjuang melawan penjajah akan menegasikan kontribusi peran-peran lain kini relevan dalam meneruskan perjuangan bangsa.
Soekarno mengatakan, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”. Ungkapan ini sangat tepat disampaikan sekarang.
Setelah Indonesia dan banyak negara-negara lainnya lepas dari kolonialisme, mereka harus berjuang untuk membangun bangsanya. Tantangannya juga dari bangsa sendiri seperti korupsi, radikalisme, dan upaya untuk merubah Pancasila sebagai dasar negara. Apa yang dilakukan setelah perjuangan fisik tersebut nilainya bisa jadi setara atau bahkan lebih jika dibandingkan dengan kontribusi yang diberikan oleh para pahlawan dalam arti yang ada saat ini.
Siapa saja yang bisa menjadi pahlawan di era kekinian dan dimasa mendatang? Para atlet yang menghabiskan waktu bertahun-tahun menempa diri agar bisa mengharumkan nama bangsa dengan prestasi-prestasi gemilang di tingkat internasional secara konsisten, layak di sebut pahlawan. Mereka merekatkan identitas ke Indonesiaan bagi anak-anak muda. Mereka membuat generasi muda bangga menyebutkan diri sebagai Indonesia.
Para ilmuwan yang menghasilkan temuan-temuan baru untuk perbaikan hidup manusia dan kondisi alam semesta, juga layak disebut sebagai pahlawan. Riset bertahun-tahun dalam kesunyian di laboratorium dan perenungan yang dilakukan untuk mendapatkan pencerahan bukanlah pekerjaan yang mudah. Butuh kegigihan dan kesabaran untuk mencapai hasil yang mampu memberikan kontribusi besar bagi ilmu pengetahuan.
Para pengusaha, yang telah menciptakan inovasi-inovasi baru menggerakkan ekonomi, mempermudah hidup manusia, menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang, membayar pajak dengan jujur serta memberikan donasi atas keuntungan yang didapatkannya juga layak disebut pahlawan.
Para ulama dan tokoh agama yang telah membimbing masyarakat untuk berperilaku baik sesuai dengan nilai-nilai agama dan menjunjung tinggi norma dan etika, menciptakan harmoni dan kedamaian juga bagian dari pahlawan.
Anak-anak muda yang mampu menginspirasi generasi muda lainnya dengan kreativitasnya sehingga menggerakkan jutaan anak muda lainnya untuk memaksimalkan potensinya adalah bagian penting dari dinamika di usia mereka yang layak diapresiasi. Mereka juga pahlawan.
Tentu saja, pada setiap bidang dan profesi, terdapat orang-orang yang memberi kontribusi besar kepada kepada bangsa dan kepada kemanusiaan secara umum. Mereka juga pahlawan.
Apresiasi yang diberikan kepada para pahlawan-pahlawan baru ini akan mendorong calon-calon pahlawan baru untuk muncul. Dukungan yang diberikan kepada para pejuang tersebut akan mempermudah kerja-kerja yang selama ini telah mereka lakukan. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian untuk mencapai tujuan besar yang ingin mereka raih. Jangan sampai kita hanya berebutan memberikan apresiasi setelah mereka terkenal saja karena perjuangan terberatnya adalah saat-saat dalam proses pencapaian tujuan.
Saat ini ada banyak sekali bakat terpendam penduduk Indonesia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta, ada beragam bakat dan keunikan. Tinggal bagaimana kita mengasah agar bakat tersebut bisa berkembang maksimal. Di sinilah perlunya sistem atau yang memungkinkan bakat-bakat tersebut memiliki kesempatan untuk muncul dan berkembang.
Dalam bidang pendidikan, sistem ujian yang jujur memungkinkan calon siswa paling potensial bisa lolos, bukan mereka memiliki uang untuk masuk ke pendidikan negeri terbaik. Dengan demikian, anak dari keluarga kurang mampu, tetapi memiliki potensi bisa mengembangkan kemampuannya. Dalam bidang olahraga, sudah seharusnya atlet paling berbakat yang masuk tim pelatnas, bukan karena faktor-faktor lainnya.
Setelah proses seleksi awal berjalan dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah memberikan dukungan agar bakat-bakat tersebut bisa terasa dengan baik. Sangat disayangkan jika bakat yang baik tersebut tidak terolah dengan baik. Tim-tim juara, selalu memiliki pelatih yang handal. Siswa-siswa yang berprestasi memiliki guru yang sangat mendukung. Pemerintah memiliki peran besar dalam memberikan dukungan.
Setelah proses pendidikan dan pelatihan berjalan dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah memberikan peran yang baik kepada para orang-orang berbakat ini. Inilah lapangan yang sesungguhnya yang mereka jalani dalam kehidupan masyarakat untuk seterusnya. Jangan sampai tenaga, waktu, uang, dan sumber daya lain yang sudah dihabiskan untuk mendidik dan melatih mereka sia-sia karena orang berbakat tersebut tidak mendapatkan peran yang sesuai dengan kemampuannya.
Dulu, ujian calon pegawai negeri sipil (CPNS) selalu diwarnai dengan isu suap agar bisa lolos. Jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka mereka yang menjadi abdi negara masuk dengan cara menyuap merupakan orang-orang yang kurang berkualitas. Orang berkualitas akhirnya tersingkir dari persaingan yang tidak jujur. Dan pengelola birokrasi pemerintah akhirnya bukan orang-orang terbaik.
Kemajuan teknologi dapat digunakan untuk membantu membuat sistem atau tata kelola yang baik agar orang-orang terbaik mendapatkan tempat terbaik. Hal-hal yang dahulunya ditangani secara manual dan rawan manipulasi karena minimnya transparansi dan akuntabilitas, kini dengan mudah bisa diatasi dengan teknologi. Seperti saat ini, ujian CPNS yang dilakukan secara langsung dengan komputer telah meningkatkan transparasi. Masing-masing peserta ujian dengan seketika ketika ujian berakhir, langsung mengetahui apakah ia akan lolos atau gagal pada tahap ujian tersebut sesuai dengan batas minimal kelulusan yang sudah ditetapkan.
Kini saatnya kita mengapresiasi pahlawan-pahlawan baru di dunia kekinian dan memberikan ruang pada calon-calon pahlawan baru untuk tumbuh dan berkembang, mereka bisa memberikan kontribusi yang maksimal di masa mendatang kepada bangsa, kepada alam, dan kepada nilai-nilai kemanusiaan.(***)
Penulis: Sekretaris Tanfidziah NU Kota Kendari