PENASULTRA.COM, KENDARI – Rencana kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok di Bumi Anoa, Sulawesi Tenggara (Sultra) menuai banyak protes dan penolakan dari kalangan masyarakat.
Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 belum berakhir dan setiap hari masih ada kasus yang positif virus Corona di pada berbagai daerah di Sultra.
Ketua Garda Pemuda (GARPEM) Sultra, Aksan Setiawan, mengungkapkan bahwa Walaupun kebijakan New Normal sudah diterapkan tetapi belum efektif kerena setiap hari masih ada kasus baru yang positif Virus Corona.
“Ini adalah bentuk penghianatan terhadap cita-cita Bangsa. Mengapa pemerintah daerah dan pemerintah pusat tidak fokus pada pemulihan covid-19 untuk keselamatan umat”, ketus Aksan Setiawan melalui rilis persnya, Jumat, 19 Juni 2020.
“Jika betul tanggal 23 Juni 2020 wacana kedatangan 500 TKA asal tiongkok, maka akan ada gejolak yang begitu besar karena ini adalah soal kebatinan masyarakat Sulawesi Tenggara”, sambung Aksan.
Lebih lanjut Aksan mengatakan, beberapa bulan lalu ratusan karyawan PT. VDNI dirumahkan dan sampai sekarang belum ada kepastian untuk mulai kerja kembali. Seharusnya kata Aksan, Gubernur Sultra tidak membuat kegaduhan dalam masyarakat, karena menyetujui kedatangan 500 TKA asal Tiongkok di Kecematan Morosi, Kabupaten Konawe.
Untuk diketahui, kedatangan 500 TKA asal China di Sultra telah disepakati melalui Rapat Forkompinda pada tanggal 12 juni 2020 di rujab Gubernur dengan alasan untuk kepentingan daerah dan peningkatan ekonomi serta pekerja lokal.
Rakor tersebut dipimpin langsung oleh gubernur Sultra.(b)
Penulis: Sain