PENASULTRA.COM, KENDARI – Sejumlah tokoh masyarakat Kota Kendari menggelar Focus Group Discission (FGD) pada Selasa, 3 Agustus 2021 di Hotel Zahra Syariah Kendari. Agenda tersebut membahas rencana pembangunan taman Kalosara dan monumen Kalosara oleh pemerintah Kota Kendari, di depan halaman kantor Wali Kota Kendari.
Dalam FGD tersebut hadir sejumlah tokoh masyarakat yang paham tentang adat dan budaya antara lain mantan Walikota Kendari dua periode Masyhur Masie Abunawas, Ketua DPP Provinsi Lembaga Adat Tolaki (LAT) Sulawesi Tenggara, Ny. Hj. Meike Anas Bunggasi mantan istri Bupati Kabupaten Kendari, mantan anggota DPRD Kota Kendari Basaula Tamburaka, Bisman Saranani, dan Basrin Melamba.
Mereka yang dihadirkan dalam kegiatan FGD tersebut dinilai memiliki kemampuan dari sisi pengalaman dan keilmuan tentang budaya orang Tolaki khususnya budaya Kalosara.
FGD ini bertujuan untuk menyatukan persepsi pada masyarakat Tolaki tentang bentuk, makna dan kedudukan Kalosara dalam kehidupan orang Tolaki.
Pembangunan taman kalosara dan monumen kalosara merupakan wujud pemerintah daerah Kota Kendari dalam menjaga dan melestarikan budaya suku Tolaki.
Dalam FGD tersebut disimpulkan bahwa dalam budaya Orang Tolaki dikenal benda Budaya yang disebut “Kalo”, yang terdiri dari dua bentuk yakni: kalo hoalu (Sara Wonua) atau Kalo Delapan dan Kalo o’aso (Sara Mbedulu).
Kalo satu, kalo hoalu disebut juga Kalo wonua merupakan kalo yang digunakan urusan penyelenggaraan kedaerahan termasuk dalam penyelenggaran pemerintahan. Sedangkan kalo O’aso atau kalo mbedulu, kalo ini digunakan dalam kegiatan acara perkawinan pada masyarakat Tolaki, pertemuan raja.
Editor: Tim Redaksi