PENASULTRA.COM, KENDARI – Dinobatkannya Teguh Setyabudi sebagai Lakina Bhawangina Sulawesi Tenggara (Sultra) oleh lembaga adat Kesultanan Buton beberapa waktu lalu mendapat banyak komentar. Salah satunya datang dari mantan anggota DPRD Sultra tiga periode, Abdul Hasan Mbou.
Hasan Mbou menilai, pemberian gelar Lakina Bhawangina dengan status nama La Ode kepada Pj Gubernur Sultra itu belum layak.
“Pemberian gelar adat Lakina Bhawagina apalagi La Ode ini terlalu cepat. Ibaratnya kita tanam jagung saja itu belum berbuah, kok sudah diberikan anugrah yang begitu besar,” katanya, Senin 7 Mei 2018 malam.
Menurutnya, masih ada tokoh yang lebih layak untuk mendapatkan gelar ini. Sebab, ia melihat, di Sultra, Teguh belum memberikan kontribusi selama ia memimpin.
“Kalau Saleh Lasata bisa saja dapat gelar ini. Lebih layak karena telah mengabdikan dirinya untuk Sultra sebagai wakil gubernur selama 10 tahun. Apalagi dia mantan ketua DPRD Sultra serta mantan bupati Muna. Sedangkan pak Teguh kan belum berbuat apa-apa untuk Sultra,” beber Hasan.
Seharusnya, kata dia, Pj Gubernur Sultra, sejak awal menolak pemberian gelar dari Kesultanan Buton tersebut.
“Saya sarankan agar pak Teguh lapang dada menolak. Ia harusnya berfikir kalau dia belum layak. Kalau saya pasti akan kembalikan gelar itu. Serahkan kembali dan ini akan membuat legah semua pihak,” tuturnya.
Atas hal itu, Hasan Mbou menyarankan agar pihak Pemprov Sultra tidak asal mengusulkan pemberian gelar.
“Jangan semurah itulah memberikan gelar kepada pendatang hanya untuk menyenangkan hati para penjabat,” tukas tokoh senior asal Buton itu.(a)
Penulis: Yeni Marinda
Editor: Ridho Achmed