Sultra Mulai Buka Jalur Ekspor Hasil Perikanan Ke Singapura

Pena Bisnis535 views

PENASULTRA.COM, KONAWE SELATAN – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) telah berkomitmen untuk meningkatkan volume ekspor langsung dari Sultra keluar negeri.

Plt Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Sultra, Hj Isma mengatakan, sektor perikanan, perkebunan dan pertanian masih menjadi sektor utama dalam struktur perekonomian Sultra.

Namun, nilai ekspor di Sultra belum signifikan dengan produksi yang dihasilkan, karena masih di dominasi oleh kegiatan ekspor tidak langsung.

Sesuai data Badan Pusat Statistik menunjukkan, khusus untuk komoditi perikanan, volume ekspor langsung hanya mencapai 49,5 ton sedangkan volume ekspor tidak langsung sebesar 1.987, 37 ton atau hanya 2 persen yang di ekspor secara langsung.

“Fenomena ini sangat disayangkan karena Sultra memiliki sumber daya perikanan dan pertanian yang besar,” kata Isma saat menyampaikan sambutan di acara peluncuran perdana ekspor langsung kepiting bakau di Terminal Kargo Bandara Haluoleo Kendari, Jumat 18 Mei 2018.

Foto bersama usai peluncuran ekspor perdana komoditi perikanan berupa kepiting bakau di Terminal Kargo Bandara Haluoleo Kendari. FOTO: Yeni Marinda

Ia berharap, peningkatan volume ekspor langsung dapat memberikan manfaat terhadap nilai jual yang lebih besar, pangsa pasar yang lebih luas dan sebagai brand produk daerah.

Selain itu, kata Isma, Sultra dapat secara signifikan tercatat sebagai penyumbang ekspor bagi indonesia. Harapannya, pemerintah pusat dapat meningkatkan belanja infrastruktur bandara, pelabuhan dan lainnya, untuk lebih meningkatkan pemanfaatan Sumber Daya Alam di Sultra.

“Hari ini kita dapat melakukan ekspor kepiting bakau secara langsung dari Kendari ke Singapura dengan transportasi udara. Ini adalah langkah awal yang sangat baik. Saya dengar sebelumnya, beberapa tahun lalu pernah melakukan ekspor jagung juga tapi hanya sekali itu saja. Kalau bisa ini seterusnya,” jelasnya.

Karena Ini adalah langkah besar yang memberi harapan bagi komoditi perikanan dan pertanian daerah Sultra. Karena kedepan komoditi lainnya punya peluang yang sama untuk dikembangkan.

Dengan adanya ekpor ini pula, tambah Isma, petani lebih bersemangat serta akses pasar makin luas akan meningkatkan permintaan komoditas di Sultra.

Sementara itu, Kepala Bandar Udara Haluoleo, Rudi Richardo mengatakan, pada 2017 terminal kargo mampu mengirim barang sebanyak 12 ton per hari. Namun, per Januari 2018 ada peningkatan hingga 23 ton pengiriman kargo per hari.

“Ekspor ini secara dokumen internasional ini pertama. Ini diadakan karena kerjasama antara instasi terkait baik itu Pemprov Sultra, Bea cukai dan Balai Karantina Perikanan yang telah bersinergi dan berupaya untuk melakukan ekspor langsung melalui bandara Haluoleo,” tukasnya.(a)

Penulis: Yeni Marinda
Editor: Kasmilahi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *