Oleh: Ilham Bintang
Hari Rabu 25 September lalu tokoh pers Nasional Karni Ilyas menginjak usia 67 tahun. Syukuran ulang tahun presenter kondang Indonesia Lawyers Club TVOne berlangsung Rabu malam di Motion Blue Fairmont Hotel, Senayan, Jakarta Pusat. Dihibur dua band Lumintu dan Jaya Blues. Tampil menghibur tamu penyanyi Eka Deli dan Vivick Tjangkung.
Sekitar 300 tamu undangan terdiri keluarga dan sahabat Pemimpin Redaksi TVOne itu ikut berbagi kebahagiaan. Tampak antaranya Oesman Sapta Odang, Gories Mere, Rachmat Gobel, Ardhie Bakri, Ary Ahmad, Saleh Husin, Wahyu Muryadi, Marah Sakti Siregar, Ridwan Dalimunte, Ricky Rachmadi, Chris Kanter, Ira Sofwan, Henky Sanjaya, Gabril Mahal, Andriy Bima, Ferdy Hasan, Farhan, dan sebagainya.
Kewartawanan menjadi cita-cita Karni sejak kecil. “Kalau ditakdirkan lahir kembali, saya akan tetap memilih profesi sebagai jurnalis,” katanya.
Profesi jurnalis menurut sarjana hukum lulusan Universitas Indonesia ini penuh tantangan, memberi kesempatan untuk berkenalan dengan banyak tokoh. Itu memang dibuktikannya. Rasanya tidak satu pun tokoh pengambil keputusan di negeri ini yang tidak mengenal dan dikenalnya. Sejak menjadi wartawan pergaulannya dengan praktisi dan aparat penegak hukum negeri ini sudah terjalin baik.
Karni Ilyas terlahir dengan nama Sukarni Ilyas di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 25 September 1952. Dulu Karni – terutama di masa memimpin majalah, sering disapa anak buahnya dengan panggilan PKI – akronim Pak Karni Ilyas. Tetapi sejak memimpin tvOne tahun 2008, praktis sejak itu ia lebih akrab dengan panggilan Bang One. Mengikuti nama kartun maskot tvOne yang selalu menyampaikan kritik pedas dengan cara jenaka.
Bang One mengawali karier sebagai wartawan pada usia 20 tahun di Harian Suara Karya (1972). Pada tahun 1978 ia bergabung di Majalah Tempo. Di media itu Karni dipercaya menangani liputan masalah hukum. Setelah 11 tahun mengabdi di Tempo, Bang One kemudian pindah dan menjadi pemimpin redaksi Majalah Forum Keadilan. Karni telah membukukan Catatan Hukum, kumpulan tulisannya di MajalahForum yang isinya mengkritisi praktek penegakan hukum di Indonesia.
Ketika berhenti di Majalah Forum (1999) – dia sendiri menggunakan istilah dipecat – Karni berniat pulang kampung menghabiskan masa tuanya sambil menulis buku. Entah bagaimana ceritanya, dia kemudian menerima tawaran menjadi pemimpin redaksi Liputan 6 / Direktur Pemberitaan SCTV.
Praktis sejak itu ia terlibat dalam jurnalisme televisi. Di SCTV dia mengintrodusir program diskusi Jakarta Lawyers Club (JLC) – tayang sekali sebulan. Saat itu kebetulan ia menjadi ketua forum para lawyer Jakarta, JLC. Kelak JLC menjadi ILC, Indonesia Lawyers Club.
Karni Ilyas sosok wartawan pekerja keras dan inovatif. Bekerja di manapun selalu melahirkan gagasan segar dan orisinil. Liputan tentang terorisme tiada yang bisa menandingi. tvOne melambungkan namanya setara pejabat penting negara dan bintang sinetron yang dipuja banyak orang. Disambut dimana-mana. Dia sendiri sering geli melihat dirinya dikerubuti fans yang minta foto bersama dan tanda tangannya.
Di tempat-tempat umum, seperti bandara, petugas selalu memberi perhatian lebih, tidak perlu sampai mengantre. Yang luar biasa, orang bisa mengenali cukup dengan mendengar selintas suaranya yang khas. Suatu kali di Palembang dalam keadaan gelap tukang duren pinggir jalan langsung mengenali Bang One hanya dari suaranya.
Suara khas Bang One itu boleh dibilang membawa rezeki. Suara serak menjadi ciri khasnya sekaligus selling pointnya. Tidak sedikit yang menyebut suaranya itu sexy. Pergaulannya amat luas di hampir semua kalangan. Tetapi kalau diminta memilih, ia lebih menyukai menggunakan sisa waktu sehari-hari kerja bertemu rekan satu komunitas di dunia pers.
Dalam bersahabat dia amat setia dan loyal. Ia menjadi tempat berguru banyak teman wartawan. Sebagian bahkan menganggapnya suhu. Banyak bekas anak buahnya kini memang menjadi pemimpin redaksi media. Hubungan pertemanan tetap dijalin sampai sekarang.
Karni salah satu tokoh penting dunia televisi Indonesia sekarang ini. Prestasinya memang luar biasa, tak cuma memimpin, tetapi juga berhasil “menemukan” tvOne. Yang utama : Bang One berhasil mengubah paradigma televisi swasta di Indonesia yang sebelum ini lebih dianggap media hiburan semata. Berita yang selama ini terbatas di kalangan tertentu penontonnya, berhasil disejajarkan bahkan kadangkala melampaui sinetron dan acara hiburan yang menjadi mainstream televisi.
Melalui pelbagai program tvOne Karni mengedukasi masyarakat dengan wawasan berbangsa dan bernegara, serta berpikir merdeka. Dia berhasil mengubah kebiasaan rakyat Indonesia yang cuma memburu hiburan di televisi. Dia menyuntikkan daya tarik dalam program news. Kontribusi yang tak kalah penting : ikut juga mengubah pandangan masyarakat bahwa presenter tidak harus bersuara bagus dan handsome dengan dandanan kelimis kayak bintang sinetron.
Staminanya luar biasa. Ayah tiga anak dan kakek lima cucu ini bekerja rata-rata lebih banyak dibandingkan wartawan segenerasi atau seumur dengan dia. Ia biasa pulang kerja sampai rumah waktu dinihari. Setiap pekan sekitar tiga jam harus berdiri mengawal tiap kali JLC/ILC (Indonesia Lawyer Club) tayang. Selama tiga jam itulah dia menyihir pemirsa. Di tvOne dia tidak hanya mengawal redaksi dan program ILC, tetapi ia juga sediakan waktu untuk dubbing kartun Bang One yang kocak.
Suami Yulinas Sukarni, serta ayah tiga anak (Renold, Romy, Helen) dan kakek lima cucu ini meraih gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2013.(***)
Penulis: Dewan Kehormatan PWI Pusat