PENASULTRA.COM, WAKATOBI – Honorer yang bertugas di sekretariat Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Wakatobi mengeluhkan soal penjagaan logistik Pemilu 2019. Selain tidak dijamin uang makan minumnya, mereka juga mempertanyakan honorarium perakitan kotak suara.
“Kita heran saja. Selama kami jadi tenaga honorer di KPUD setiap kegiatan baik itu ditugaskan menjaga logistik maupun merakit kotak suara kita diberi honor tambahan melalui honorarium pokja. Tapi sekarang jangan kan honor, makan dan minum kami selama menjaga logistik tidak dijamin,” aku salah seorang honorer KPUD Wakatobi yang enggan menyebutkan namanya kepada awak Penasultra.com, Kamis 21 Maret 2019.
Ia mengaku, selama ditugaskan bersama kedua temannya menjaga logistik bersama aparat Kepolisian sejak Januari, tidak pernah diberikan akomodasi.
Saking minimnya pegawai KPUD yang ditugaskan untuk menjaga logistik ia dan kedua temannya saling bergantian menjaga logistik Pemilu 2019 yang ditempatkan di Gedung Wanita, Wangiwangi.
Menanggapi hal itu, Sekretaris KPUD Wakatobi, Nur Salam mengatakan, honorer yang ditugaskan menjaga logistik bukan merupakan tugas tambahan tetapi, kewajiban sebagai honorer KPUD.
“Hanya PNS yang ada uang makan minumnya sedangkan honorer tidak ada. Jadi susah juga kalau ada yang mengeluh seperti itu,” kata Nur Salam.
Soal belum diterimanya uang perakitan kotak suara, Nur Salam mengaku akan dibayarkan sekaligus sesudah Pemilu 2019 sesuai petunjuk teknis.
“Kalaupun yang keluhkan juga uang Pokja itu tergantung kebijakan ketua KPUD. Dia mau atau tidak memberi uang Pokja kepada honorer,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua KPUD, Abdul Rajab dan Sekretaris KPUD Wakatobi, Nur Salam saat hendak dikonfirmasi hal ini saling lempar tanggung jawab, untuk memberikan klarifikasi kepada awak media.(b)
Penulis: Deni La Ode Bono
Editor: Ridho Achmed