PENASULTRA.COM, KENDARI – Adanya penangkapan oknum aparatur sipil negara (ASN) beserta sejumlah barang bukti yang diduga disiapkan untuk menyerang saat Pemilu alias “serangan fajar” di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan (Busel) tadi malam sekitar pukul 23.00 Wita memantik reaksi Umar Arsal.
Politisi Partai Demokrat itu menegaskan dirinya tak mengenal oknum yang saat ini telah diamankan aparat Kepolisian bersama tim Gakumdu setempat.
“Orang yang ditangkap itu saya tidak kenal. Dan sejak di periode pertama, saya tidak pernah melakukan politik uang. Itu haram bagi saya. Bahan kampanye saya bisa didapatkan dengan mudah. Selain itu, desain kartu nama berdampingan dengan Caleg Partai Demokrat di semua tingkatan di Sultra,” tegas Umar, Rabu 17 April 2019.
Anggota DPR RI dua periode itu menuturkan, dirinya selalu mengharamkan gerakan money politik sebagaimana penekanan Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Demokrat yang senantiasa memperingatkan seluruh kader agar tidak menghalalkan segala cara guna memperoleh suatu kedudukan.
Umar menduga, ada oknum yang sengaja mengait-ngaitkan untuk merusak nama baik dirinya maupun nama partai berlambang Mercy.
“Saya khawatir ada oknum yang berupaya melakukan penyerangan di masa injury time. Apalagi Demokrat merupakan partai yang memiliki peluang besar untuk memperoleh dua kursi di Senayan,” kata Caleg DPR RI Dapil Sulawesi Tenggara (Sultra) ini.
Di kesempatan itu pula, Umar juga menyayangkan sikap Polda Sultra melalui Kabid Humas AKBP Harry Goldenhart yang tiba-tiba melakukan konfrensi pers ke media tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada dirinya mengenai oknum ASN Busel yang ditangkap soal dugaan politik uang tersebut. Sebab, kata Umar, hingga saat ini dirinya masih berstatus sebagai pejabat negara. Yakni, anggota DPR RI.
Olehnya itu, ia meminta pihak Kepolisian dan tim Gakumdu segera mengusut tuntas kasus ini demi membuka tabir kebenaran.
Jika ternyata belakangan terbukti kader Demokrat yang melakukan hal tersebut, maka Umar dengan tegas akan meminta DPP segera memecatnya.
“Karena partai tidak pernah memerintahkan kader untuk bermain curang. Money politik ini merampok proses demokrasi dan itu tidak pernah saya lakukan. Begitu pula partai tak membenarkannya,” pungkas Umar Arsal.(a)
Penulis: Yeni Marinda
Editor: Ridho Achmed