Telan Anggaran Ratusan Juta, Proyek SPAM di Desa Oengkapala Tidak Berfungsi dan Mangkrak

Pena Daerah686 views

PENASULTRA.COM, BUTUR – Proyek pengembangan jaringan perpipaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Desa Oengkapala, Kecamatan Wakorumba Utara, Kabupaten Buton Utara (Butur) yang dibangun pada tahun 2021 lalu mangkrak dan hingga saat ini belum dapat difungsikan.

Sejumlah masyarakat Desa Oengkapala menyayangkan hal ini. Pasalnya, proyek yang menelan anggaran sebesar Rp452.100.000-, itu hanya sia-sia dan tidak bisa dinikmati oleh masyarakat setempat.

Pantauan awak media ini, bak penampung air SPAM itu belum difungsikan. Bahkan, sejumlah sambungan pipa instalasi SPAM telah terputus.

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, proyek tersebut dilaksanakan oleh CV Nadhif Amanah dengan nomor kontrak: 503/035/SPK/KPA-AM/VI/2021 dan nilai kontrak sebesar Rp452.100.000.

Papan Proyek pengembangan jaringan perpipaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Desa Oengkapala, Kecamatan Wakorumba Utara. (Foto: Istimewa)

“Kami sebagai masyarakat Desa Oengkapala sangat prihatin dan menyayangkan proyek SPAM ini. Proyeksi dengan anggaran ratusan juta tapi tidak bisa dinikmati masyarakat”, kata La Ode Jabal (44) salah masyarakat Desa Oengkapala.

Menurutnya, anggaran senilai ratusan juta itu sia-sia saja dan hanya menimbulkan kerugian negara. Olehnya itu, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melaporkan proyek SPAM ini ke Polda Sultra untuk diusut tuntas secara hukum.

Sambungan pipa SPAM yang sudah terlepas. (Foto: Husain)

La Ode Jabal mengaku telah mengantongi sejumlah data terkait dengan kejanggalan dan amburadulnya pelaksanaan proyek SPAM tersebut.

“Data-datanya semua sudah kita kumpulkan, dan dalam waktu dekat kita akan bawa di Polda Sultra untuk melaporkan kasus ini”, tegas Jabal sekaligus ketua RT 1 Dusun 1 itu.

Hal senada juga diungkapkan Abdul Latif (50), salah satu masyarakat Desa Oengkapala. Menurutnya, kehadiran proyek SPAM di Desa Oengkapala justru merusak instalasi air bersih yang sudah ada sebelumnya. Hal itu kata Abdul Latif disebabkan pengelolaan proyek yang amburadul dan dikerja asal-asalan.

Kondisi krang air yang dan meteran yang dipasang tanpa pipa instalasi. (Foto: Husain)

Sementara itu, Saprin (35) salah satu masyarakat di Desa Oengkapala mengaku bahwa ia pernah menjadi pekerjaan dalam proses pembangunan SPAM. Ia bekerja mengakut material, namun sampai saat ini upah kerja belum diberikan.

“Gaji kami saja belum dikasih. Lagi sekitar Rp700.000 (tujuh ratus ribu rupiah) yang belum dikasih”, kata Saprin saat ditemui Desa Oengkapala, Senin, 20 Juni 2022.

Harga Lahan Pembangunan Bak SPAM Belum Dibayar

Ternyata, lahan masyarakat yang digunakan untuk pembangunan bak penampungan SPAM hingga saat ini belum dibayar. Hal ini disampaikan oleh Jasir selaku pemilik lahan pembangunan bak SPAM. Kata Jasir, sesuai kesepakatan dengan pihak pelaksana proyek, tanah miliknya yang dijadikan lokasi pembangunan bak SPAM akan dibayar senilai Rp4 Juta rupiah. Namun, hingga saat ini uang harga tanah tersebut belum diberikan.

Bak penampungan SPAM di Desa Oengkapala. (Foto: Husain)

“Belum dikasih uangnya, katanya (kontraktor) mu pemeriksaan dulu”, kata Jasir.

Penelusuran awak media ini, bak yang dibangun itu belum juga difugsikan. Kondisinya pun kosong, tak terisi air dan sejumlah sambungan pipa instalasi SPAM telah terputus.

Kemudian, beberapa titik pekerjaan SPAM tersebut hanya dipasangkan meteran air namun tidak terhubung dengan pipa sumber air.
Selain itu, menurut informasi yang dihimpun media ini, sejumlah material yang digunakan dalam pembangunan bak penampungan dan pemasangan pipa proyek SPAM itu belum dibayarkan.

Pernyataan Pj Kepala Desa Oengkapala
Sementara itu, Pj Kepala Desa Oengkapala, La Roni mengaku tidak mengetahui siapa kontraktor atau pelaksana proyek tersebut.

“Kalau itu kan ada kontraktornya. Kita hanya fasilitasi saja, kita tunjukkan lokasinya. Tapi persoalan administrasinya kita tidak tau. Itu bukan domain saya”, jelas La Roni saat ditemui di kediamannya belum lama ini.

Saat ditanyakan terkait dengan proyek SPAM di Desa Oengkapala yang mangkrak dan belum berfungsi hingga saat ini, La Roni mengatakan bahwa itu tidak bermasalah. Ia justru menyebut proyek SPAM di Kelurahan Labuan yang bermasalah.

“Di Kelurahan Labuan itu bermasalah. Kalau Kelurahan Labuan sama sekali tidak berfungsi. Kalau ini bukan bermasalah, kita sudah pernah pakai, sampai sekarang. Permasalahannya begini, sepertinya ada salah paham saja”, ungkap La Roni yang juga menjabat sebagai Sekcam sekaligus PLT Camat Wakorumba Utara itu.

Kendati demikian lanjut La Roni, proyek SPAM tersebut belum diserahterimakan kepada pemerintah desa.

Pernyataan La Roni dianggap blunder dan pembohongan publik oleh masyarakat Desa Oengkapala

Menurut salah satu Warga Desa, Abdul Latif (50) bahwa apa yang dikatakan La Roni tentang instalasi SPAM di Desa Oengkapala pernah dipakai warga dan sampai sekarang masih dipakai, itu sangat tidak benar dan pembohongan publik.

Kondisi meteran air yang tidak tersambung dengan pipa sumber air. (Foto: Husain)

“Itu bohong, tidak benar. Faktanya sampai hari ini proyek SPAM itu tidak berfungsi dan tidak pernah dipakai masyarakat”, tegas Abdul Latif.

Kemudian kata Abdul Latif, sebagai Pj Kepala Desa sangat tidak mungkin jika La Roni tidak mengetahui kondisi pembangunan SPAM di Desa Oengkapala.

Hingga berita ditayangkan, PPK Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buton Utara yang dikonfirmasi terkait dengan permasalahan SPAM ini belum memberikan tanggapan.

Awak media ini juga masih berupaya melakukan konfirmasi kepada pelaksana proyek CV Nadhif Amanah.

Penulis: Husain

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *