Terus Disorot, Polemik TKA di Sultra Tak Kunjung Usai

Pena Kendari1,155 views

PENASULTRA.COM, KENDARI – Riak-riak penolakan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China tak kunjung usai. Pasalnya 500 TKA yang akan masuk di Sulawesi Tenggara (Sultra) itu tidak diketahui apakah benar-benar sebagai tenaga ahli atau bukan.

Ditambah dengan sikap Pemerintah Daerah yang dinilai inkonsisten. Sebelumnya, Gubernur H. Ali Mazi dan Ketua DPRD Provinsi Sultra Abdurahman Shaleh serempak menolak kehadiran 500 TKA. Namun seiring bergulirnya waktu, tiba-tiba Pemerintah Daerah memberikan izin untuk kehadiran 500 TKA ini.

Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan dari sejumlah pihak, termasuk Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UHO Baharuddin Yusuf. Ada apa dengan Pemerintah Daerah Sultra yang awalnya menolak, lalu melunak hingga menerima kedatangan 500 TKA ini?.

“Sikap inkonsisten tersebut sangat menyolok di perlihatkan oleh Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara melalui pernyataannya sendiri di beberapa media serta masih hangat di ingatan, melalui vidio yang beredar saat beliau melakukan rapat via daring, dengan gagah beliau menandaskan bahwa tidak menginginkan rakyat Sulawesi Tenggara menjadi debu, serta tak ingin tersingkirkan hanya karena investasi”, ketus Yusuf kepada awak media ini, Rabu 24 Juni 2020.

Sekilas ucapan ini kata Yusuf, menjadi percikan api semangat para pemuda serta mahasiswa untuk berjuang bersiteguh menolak kehadiran 500 TKA, karena statement yang diucapkan terkesan bertanggung jawab sebagai representasi rakyat, namun sayangnya hal ini hanyalah permainan retorika belaka, atau sebuah kelakar yang bersifat membodohi rakyat.

Menurutnya, apabila 500 TKA ini benar-benar adalah ahli, maka ditunjukan sertifikasi ahlinya kepada publik, agar rakyat tidak risau dengan kehadiran 500 TKA ini. Sehingga dengan sertifikasi ahli tersebut masyarakat busa melihat dan percaya mengenai kualifikasi keahlihan apa yang dimiliki oleh para TKA tersebut.

“Serta kita tidak patut meniru sikap yang dicontohkan oleh representasi rakyat ini, inkonsisten, plintat-plintut, dan tidak berintegritas. Tiba-tiba datang untuk mengambil hati rakyat dengan naik berorasi agar disangka bertanggu jawab atas ucapannya, jika ingin bertindak tegas, sudah pasti data-data tersebut sangat mudah diperoleh, tak perlu dengan banyak berspekulasi, maka saya tandaskan untuk berhentilah membodohi rakyat sendiri”, tegasnya.(b)

Penulis: Aldin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *