Kepala KBST Dr. Uniawati, S.Pd., M. Hum, Praktisi Media Mahdar S S. M.AP, dan Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Sultra Wa Ode Nur Iman S. Pd., M.Pd., menjadi narasumber dalam kegiatan Libas yang digelar di pelataran KBST.
Acara yang dihadiri oleh para sastrawan, pegiat seni, dan mitra-mitra KBST itu merupakan kali pertama dilaksanakan untuk merefleksi dan mengevaluasi program-program KBST.
“Ini pertama kalinya kami laksanakan termasuk yang saya angan-angankan bagaimana meramu sebuah pertemuan yang menghadirkan mitra-mitra KBST seperti para sastrawan, pegiat seni maupun lembaga-lembaga terkait temasuk juga praktisi media. Supaya ada semacam refleksi dan evaluasi terhadap program-program KBST”, jelas Dr Uniawati saat diwawancarai usai kegiatan bincang literasi bahasa dan sastra.
Kegiatan ini, kata Dr Uniawati, merupakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada para pihak yang bermitra dengan KBST untuk memasukan saran atau kritikan agar bisa memperbaiki langkah KBST kedepannya.
“Karena selama ini evaluasi yang kami lakukan hanya bersifat internal saja belum melibatkan pihak eksternal. Tentu dengan adanya dialog semacam ini, tadi kan ada beberapa komentar dan tanggapan bagaimana kemudian ada komunikasi sesama pimpinan terutama ada 3 UPT Kemendikbud yang ada di Sultra supaya kami bisa saling berkomunikasi dan saling bersinergi untuk melaksanakan program ke depannya khususnya program yang berkaitan dengan literasi”, beber Doktor jebolan UGM itu.
Melalui kegiatan Libas ini, diharapkan dapat menampung aspirasi, masukan, dan saran terhadap KBST sehingga KBST bisa menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Harapannya mudah-mudahan bisa membangun kolaborasi dan sinergitas dengan semua pihak yang terkait khususnya mitra KBST supaya pelaksanaan kegiatan ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat”, harapnya.
Acara tersebut dirangkaikan peluncuran buku dan majalah terbitan KBST. Buku dan majalah tersebut dihasilkan dari sayembara penulisan buku cerita bahan pendukung literasi. Jadi yang ikut sayembara literasi itu adalah masyaarakat Sultra kemudian dipilih yang terbaik. Para penulisnya diberikan bimbingan teknik penulisan sehingga tulisan hasil sayembara itu kemudian diperbaiki lagi oleh narasumber yang mendampingi dan memberitahukan bagaimana penulisan cerita anak yang baik.
“Karena kan sebetulnya cerita anak itu ketika kita tulis itu tidak sama dengan menulis cerita yang lain. Karena ini kan kita mempertimbangkan sasarannya, dari segi umur, dari segi psikologi, makanya perlu kami libatkan pakar-pakar yang memang ahli di bidangnya”, ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa salah satu program KBST adalah melaksanakan perlindungan bahasa dan sastra di Sultra serta melakukan revitalisasi bahasa dan sastra daerah, seperti yang lakukan tahun ini adalah revitalisasi sastra lisan Tambi.
“Dalam sastra itu kan bahasa yang digunakan bahasa daerah, kami mengemas sedemikian rupa sehingga menarik minat bagi para generasi muda untuk mempelajari bahasa daerahnya, karena ini yang dilatih anak-anak SD, SMP dan SMA. Itu yang kami dampingi bekerja sama dengan anggota komunitas yang ada di daerah setempat”, pungkasnya.
Penulis: Husain