PENASULTRA.COM, BUTON TENGAH – Diduga depresi, La Saimu (43) warga Desa Kolawa, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah (Buteng) petugas PAM Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pemilu serentak 17 April 2019 tega mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Kepala Desa Kolowa, Yasman saat ditemui di rumah duka mengungkapkan, awalnya korban sempat mengalami sakit dada sejak terjadinya keributan di TPS 1 Desa Kolowa.
“Pada 17 April lalu di TPS 1 itu sempat ada keributan karena ada pemilih ganda yang membawa KTP. Nah disitu awalnya korban mengalami sakit dada. Kemudian pulang istirahat sebentar lalu kembali jalani tugasnya. Mungkin karena tidak biasa dengar keributan,” kata Yasman pada sejumlah awak media, Sabtu 18 Mei 2019.
Sejak mengalami sakit dada di TPS tersebut, kata Yasman, pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai buruh tidak tetap ini mengalami gangguan tidur dan sempat mendapat pemeriksaan di rumah sakit Siloam Baubau.
“Jadi mulai me disitu dia susah tidur. Mau malam dan siang sudah tidak bisa. sampai-sampai dia ambil rujukan di Puskesmas Wadiabero dirujuk ke Siloam. Disitu sudah sedikit mendingan dan balik lagi ke rumah. Tapi kalau suda habis obatnya tidak bisa tidur lagi,” ujar Yasman.
Dari hasil pemeriksaat Rumah Sakit Siloam, yang bersangkutan tidak mengalami penyakit serius melainkan gangguan psikis yakni kecemasan berlebihan.
“Sebenarnya hasil rongsengnya itu ada sedikit dibagian tubuhnya, hanya itu tidak terlalu berpengaruh. Tapi mungkin gangguan psikis kecemasan berlebihan jadi dengar yang keributan tidak bisa,” tuturnya.
Dari situ, Yasmin menduga, korban mengalami perasaan takut sehingga kehilangan harapan untuk sembuh dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri pada sebuah pohon di belakang rumahnya.
Sebelum kejadian, tambah Yasmin, korban pada siang kemarin sempat jalan-jalan di belakang rumahnya yang diduga disitu korban sudah siapkan talinya.
Ia menceritakan, malamnya sekitar pukul 01.00 Wita yang bersangkutan bangun dan menyuru istrinya bikin bubur. Saat bikin bubur, istrinya bangunkan bapak mantunya untuk jaga korban tapi bapaknya itu langsung ke kamar mandi pas keluar kekamar mandi korban sudah tidak ada.
“Beberapa saat dicari, dikira dia pergi cari angin untuk tenangkan pikirannya di empang wisata namun tidak ada. Pas balik lagi di rumah dan melihat dibelakang rumah, korban sudah ditemukan tak bernyawa dengan posisi tergatung diatas pohon,” bebernya.
Ditempat yang sama, salah seorang tetangga korban yang enggan di mediakan namanya mengungkapkan awal penyakit yang dialami korban saat menjaga logistik kebutuhan Pemilu. Akan tetapi sempat didatangi segerombolan orang tak dikenal meminta kotak suara.
“Ada segorombalan orang datang memakai mobil memaksa untuk mengambil kotak suara. Dan yang tahan mereka adalah korban. Jadi awalnya disitu korban mulai sakit,” ulasnya.
Sementara, keluarga korban yang coba ditemui sejumlah awak media, masih enggan memberikan keterangan karena dalam keadaan trauma.(a)
Penulis: Amrin Lamena
Editor: Bas