PENASULTRA.COM, MUNA – Dua bulan pasca diaspal, paket jalan Tampo-Dalam Kota Raha-Tondasi yang terletak di ruas jalan Lambiku, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) sudah mengalami kerusakan sepanjang 30 meter pada permukaannya.
Selain di Lambiku, kondisi yang sama terjadi di jalan poros Raha-Watopute. Proyek yang sumber anggarannya berasal dari APBN tersebut, juga mulai mengalami kerusakan yang cukup parah. Padahal jalan itu baru saja dilapisi aspal beberapa hari yang lalu.
Melihat kondisi itu, Koordinator Gerakan Anti Korupsi (Gerak) Sultra Arduk menegaskan kepada penegak hukum untuk tidak tinggal diam melihat fenomena ini.
Pasalnya, kata Arduk, kerusakan yang terjadi bukan cuma satu titik saja. Menurutnya hal ini sudah tidak lazim dan patut dilakukan uji mutu soal spesifikasi aspal yang digunakan.
“Kami mendesak penegak hukum, Kejati Sultra dan pihak Kepolisian untuk menindak tegas pekerjaan ini. Ini tidak boleh dibiarkan. Kami minta dihadirkan tim uji mutu independen untuk melakukan pengujian di lapangan,” tegas Arduk, Jumat 2 Agustus 2019.
“Kalau yang di Lambiku baru dua bulan diaspal sudah rusak, ini yang lebih parah. Baru satu minggu aspalnya sudah tergulung,” tambahnya.
Kejadian ini tentu juga menjadi pertanyaan bagi masyarakat sebagai pengguna jalan. Cibiran pun datang dari mereka. Apa sebenarnya yang salah dari paket yang menelan anggaran Rp22 miliar tersebut?
“Ni sudah tidak boleh dibiarkan, saya sebagai masyarakat biasa menduga ini ada kesalahan pada aspal yang digunakan. Ini aspal, aspal sampalu alias asamnya ikan cuma kelihatan hitam tapi tidak kuat,” cibir YS saat ditemui di sekitar lokasi.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi via telpon selulernya, pimpinan PT Mitra Pembangunan Sultra Gomberto (kontraktor), aktif namun tak ditanggapi.(b)
Penulis: Sudirman Behima
Editor: Bas