PENASULTRA.COM, JAKARTA – Dengan harapan mempertahankan lahan dan mata pencaharian warga dari sengketa agraria yang melibatkan PT. KSO Capitol Casagro, ratusan petani asal Galela, Provinsi Maluku Utara mengadukan nasibnya ke Presiden Joko Widodo, Kamis, 19 April 2018.
Dalam aksi unjuk rasa yang digelar di depan Istana Merdeka, Jakarta itu, massa menuntut penyelesaian sengketa dengan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan tapioka tersebut.
Menurut koordinator aksi, Muslim Kari, kedatangan mereka ke Jakarta karena pemerintah dan aparat setempat cenderung berpihak kepada pihak perusahaan yang melakukan aktivitasnya di Desa Ngidiho, Kecamatan Galela Barat, Kabupaten Halmahera Utara tersebut.
Bahkan, kata dia, ada pejabat daerah yang pernah menginstruksikan di salah satu media massa di Maluku Utara untuk tembak di tempat bagi petani yang mempertahankan lahan miliknya.
“Ketika para petani memperjuangkan tanahnya dari penggusuran, ada pejabat yang ancam di media untuk tembak di tempat,” ujar Muslim dalam keterangan persnya.
Salah seorang petani peserta aksi, Udu menyebut, sengketa antara petani dan PT. KSO Capidol telah berlangsung selama 27 tahun.
“Selama itu, perusahaan telah banyak melakukan pelanggaran HAM berupa intimidasi dan pemenjaraan bagi petani yang melawan,” tuturnya.
Sayangnya, dalam aksi ini massa aksi hanya diterima perwakilan Istana dan para petani selanjutnya diminta untuk mengirimkan surat pengaduan secara resmi.(a)
Penulis: Clara Sinthia
Editor: Mochammad Irwan