PENASULTRA.COM, KENDARI – Masyarakat pesisir di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) tidak pernah tersentuh ataupun diperhatikan oleh pemerintah kabupaten maupun provinsi.
Hal ini dikemukakan Ketua WRB Community, La Ode Muhammad Azdhar Baruddin.
Ia menilai, selama ini masyarakat pesisir hanya dijadikan alat politik dalam setiap pesta demokrasi.
Padahal menurutnya, masyarakat pesisir yang ada di Sultra terbilang cukup banyak. Seperti yang ada di Kabupaten Muna khususnya Kecamatan Pasir Putih 4.393 jiwa, Kecamatan Maligano 5.518 jiwa. Sedangkan di Kabupaten Buton terdapat di Kecamatan Kapontori sebanyak 13.645 Jiwa.
“Mereka hanya menjadi alat politik saja ketika di momen politik. Namun, setelah momen politik berakhir mereka terlupakan dan kemudian apa yang telah dijanjikan itu tidak terealisasikan oleh figur tersebut. Mungkin lupa atau pura-pura lupa,” kata pemuda yang akrab disapa Iman dalam siaran persnya, Rabu 7 November 2018.
Iman mengungkapkan, setelah melakukan diskusi dengan beberapa masyarakat pesisir, pihaknya menemukan pangkal masalah. Yaitu, persoalan lapangan kerja dan pasar. Di mana, lanjut Iman, masyarakat tidak bisa mandiri karena pasar dikuasai oleh pemilik modal.
“Jadi dari lahan, bibit, serta alat pertanian dimiliki oleh pemilik modal. Sedangkan masyarakat yang melakukan proses perkebunan dari membersihkan lahan, menanam, merawat, sampai memanen hasil perkebunan. Kemudian ketika dipasarkan diambil alih oleh tengkulak tersebut, dan dari hasil penjualannya tidak seberapa upah yang didapatkan oleh masyarakat,” kesal Iman.
Dipaparkannya, di Kecamatan Pasir Putih memiliki sumber daya alam (SDA) yang cukup seperti jambu mente, kopra dan bakau, namun dijual ke Baubau.
“Kalau saja SDA tersebut dijual ke Muna pasti akan menunjang perekonomian masyarakat Kabupaten Muna karena perputaran uang terjadi di situ,” tutur pemuda yang juga aktif di organisasi Maritime Research Institute (Marin) Nusantara ini.
Atas kondisi ini, Iman mengaku sangat prihatin terhadap masyarakat pesisir yang ada di Sultra.
“Maka dari itu menghadapi tahun politik sekarang ini, mereka bosan dengan janji yang diberikan oleh politisi. Sekarang masyarakat sudah cerdas tidak dengan mudah percaya ketika politisi datang dengan menawarkan beberapa program guna mendapatkan suara. Itu hanya janji politik,” sambung Iman lagi.
Alumni Teknik Mesin PNUP Makassar ini juga berpesan agar program yang ditawarkan para politisi realistis, sehingga kesannya di masyarakat bukan hanya sekedar janji.
“Saya juga sampaikan kepada beberapa masyarakat untuk mengfilter setiap program yang ditawarkan oleh politisi dari latar belakang manapun dan dipikirkan baik-baik apakah program tersebut jelas atau tidak. Karena dampak yang akan dirasakan adalah 5 tahun ke depan,” tandasnya.(b)
Penulis: La Ode Muh. Faisal
Editor: Ridho Achmed