KENDARI – Aliansi Pemuda dan Pelajar (AP2) Sulawesi Tenggara (Sultra) meminta Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) untuk tidak hanya fokus pada pemeliharaan Jembatan Teluk Kendari (JTK), tetapi juga memprioritaskan keamanan dan keselamatan warga. Permintaan ini menyusul banyaknya korban jiwa yang melakukan aksi bunuh diri di area JTK.
Ketua Dewan Pembina AP2 Sultra, La Ode Hasanuddin Kansi, mengatakan bahwa anggaran yang digelontorkan oleh pemerintah untuk biaya perawatan JTK tidaklah sedikit setiap tahunnya. Di tahun ini saja, anggaran Structural Health Monitoring System (SHMS) mencapai Rp10 miliar lebih. Namun, tidak ada yang terlihat tentang apa yang dilakukan oleh BPJN.
“Kami berharap pihak Balai Jalan tidak hanya fokus pada masalah kesehatan jembatan saja, tapi diprioritaskan pada masalah keselamatan masyarakat, agar tidak ada lagi yang bunuh diri di jembatan itu,” kata Hasan.
Ia mencontohkan sistem keamanan dan keselamatan yang ada di Jembatan Surabaya-Madura, yang tidak ada korban bunuh diri selama beberapa puluh tahun.
“Kita ambil contoh Jembatan Surabaya-Madura, sekian puluh tahun dibangun tidak ada korban bunuh diri di situ, itu karena sistem pengamanannya bagus,” ungkapnya.
Hasan berharap BPJN dapat mengalokasikan anggaran untuk sistem keamanan yang dapat mencegah terjadinya percobaan bunuh diri di Jembatan Teluk Kendari.
“Harapan saya hari ini, anggaran itu bisa dialihfungsikan ke pengamanan jembatan untuk mengantisipasi agar tidak ada korban lagi ke depannya,” tutupnya.(red)