PENASULTRA.COM, WAKATOBI – Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kabupaten Wakatobi menerapkan empat pelayanan dasar kebutuhan masyarakat, dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal (SDPL).
Penerapan empat pelayanan dasar kebutuhan masyarakat tersebut, bagian dari visi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Wakatobi;
Terwujudnya ketahanan pangan melalui penganekaragaman berbasis sumber daya lokal.
Penerapan empat pelayanan dasar tersebut di antaranya, ketersediaan pangan, penganekaragaman pangan, distribusi pangan, dan menangani daerah rawan pangan.
Ketersediaan Pangan
Dalam upaya peningkatan ketersediaan cadangan pangan, Dinas Ketahanan Pangan Wakatobi bersinergi dengan Pemerintah Pusat melalui program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Kadis Ketapang Wakatobi, Tamrin mengatakan, adanya program lomba P2WKSS ini diharapkan agar peran wanita lebih ditingkatkan dalam upaya menciptakan kesejahteraan rumah tangganya.
“Melalui program, ibu-ibu rumah tangga didorong agar bisa memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk bercocok tanam,” jelas Tamrin di lokasi rumah binaan Dinas Ketapang Wakatobi, Kamis 22 November 2018.
Begitu pula dengan hadirnya program KRPL, masyarakat secara berkelompok didorong untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya untuk bercocok tanam jenis tanaman holtikultura.
Untuk mendorong masyarakat mampu memanfaatkan pekarangannya melalui program KRPL, Dinas Ketapang memberi bantuan bibit tanaman holtikultura di Desa Kolo Soha dan Waitii Barat di Kecamatan Tomia.
Menurut Tamrin, sangat penting masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber kehidupan untuk mencapai kesejahteraan keluarganya. Karena pekarangan, kata dia memiliki beberapa fungsi di antaranya, sebagai fungsi estetika, warung hidup dan apotik hidup.
Sebagai fungsi estetika, Dinas Ketapang mendorong agar masyarakat memanfaatkan lahan dengan menanam tanaman hias sebagai wujud dari pola hidup sehat.
Pekarangan sebagai warung hidup, diupayakan agar setiap pekarangan itu ditanami tanaman holtikultura sayur-sayuran maupun umbi-umbian agar diharapkan hasilnya bisa menambah pendapatan ekonomi keluarga.
Sedangkan fungsi pekarangan sebagai apotik hidup diharapkan agar setiap pekarangan itu ditanami dengan tanaman obat-obatan atau yang dikenal dengan tanaman toga.
Penganekaragaman Pangan
Melalui peningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan dan pengawasan segar, Dinas Ketapang Wakatobi bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Wakatobi fokus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar meningkatkan produksi sumber pangan lokal seperti ubi kayu, talas, opa, serta jenis sayur – sayuran lainnya.
Penganekaragaman pangan juga dilakukan dengan melakukan promosi terhadap sumber pangan lokal melalui lomba cipta menu tingkat provinsi.
Atas kerja sama Dinas Ketapang dan TP PKK mampu menempatkan Wakatobi sebagai juara dua dalam lomba cipta menu yang diikuti 17 kabupaten kota se Sultra.
Ini sekaligus menunjukkan kualitas pangan lokal tidak kalah dengan sumber pangan daerah lain.
Dinas Ketapang bekerja sama dengan OPD lainnya terus mengawasi peredaran makanan maupun minuman di Wakatobi. Langkah pengawasan ini dilakukan sesuai Inpres Nomor 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan, dan Permendagri Nomor 41 Tahun 2018 tentang peningkatan koordinasi pembinaan dan pengawasan obat dan makanan di daerah.
Distribusi Pangan, dan Menangani Daerah Rawan Pangan
Dalam mengantisipasi kerawanan pangan di Wakatobi, dinas ketahanan pangan melakukan memberikan bantuan pangan dalam mewujudkan peningkatan ketahanan pangan.
Penanganan kerawanan pangan dilakukan dengan cara mendorong petani agar lahan-lahan pertanian dipertahankan dan ditingkatkan atau diproses kembali.
Tidak sampai di situ saja, Dinas Ketapang juga mendatangkan komoditas-komoditas unggulan dari luar daerah yang cocok dengan lahan di Wakatobi. Sehingga, dapat dikembangkan menjadi penganekaragaman pangan lokal dan menjadi menu pangan baru.(***)