PENASULTRA.COM, KENDARI – Kepala Sekolah Menengah Atas Negri (SMAN) 8 Kendari, Dr. Tenggaruddin memiliki strategi tersendiri dalam mempersiapkan siswanya menyongsong era industri 4.0.
Ia mengatakan, sebagai kepala sekolah harus memahami dan mampu mengimplementasikan apa yang menjadi tujuan pendidikan atau pembelajaran di abad ke-21 ini. Sebab menurutnya, tugas utama seorang pimpinan sekolah adalah memanajemen kurikulum di sekolah.
“Karena kebutuhan peserta didik kita bersekolah di sini, itu kurikulumnya yang dia cari, bukan sarana dan prasarana, bukan keindahan alamnya, dan bukan juga mau cari uang,” kata Tenggaruddin saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu 16 Januari 2019.
Dalam memanajemen kurikulum di abad ini, pihaknya mendorong siswanya memiliki kemampuan 4C, yaitu kemampuan berpikir kritis (critical thingking), berpikir kreatif (crative), berpikir kolaboratif (collaborative), serta kemampuan berpikir komunikatif (communicative).
Mantan Kepala SMAN 4 Kendari ini menjelaskan, menurut Facione tahun 2011, kemampuan berpikir kritis mengacu pada kemampuan siswa dalam mengintrepetasi, menganalisis, menyimpulkan, melakukan evaluasi serta memberi penjelasan.
“Model pembelajaran ini saya rancang dan ajarkan pada guru dan siswa dengan mengacu pada indikator-indikator ini, sehingga nantinya akan menjadi modal bagi siswa dalam memiliki kemampuan berpikir kritis,” jelas Tenggaruddin.
Kedua adalah berpikir kreatif, yakni pihaknya mendorong peserta didiknya untuk mampu menciptakan hal-hal baru ketika mempelajari suatu topik yang diajarkan. Sehingga, siswa tidak hanya diajarkan untuk menghafal konsep serta dituntun terus-menerus.
“Kreatifitas itu adalah pemikiran baru, atau temuan-temuan baru yang ditemukan anak didik kita dalam proses pembelajaran. Jadi anak-anak itu tidak didoktrin, tidak disuap, tetapi anak didik harus mampu menghasilkan alternatif lain yang merupakan hal baru,” tuturnya.
Kemampuan C yang ketiga adalah berpikir kolaboratif. Dalam pembelajaran, kata Tenggaruddin, pencapaian berpikir kritis dan berpikir kreatif tidak bisa dilakukan secara idividual, tetapi harus melalui kerja sama yang baik oleh siswa.
Ia menambahkan, kemampuan C yang keempat adalah berpikir komunikatif, dimana pihaknya senantiasa mendorong siswa agar agar memiliki kemampuan komunikatif yang baik.
Menurutnya, kemampuan 4C yang diterapkan baik kepada kepada guru dan siswanya itu dipraktekkan agar siswa-siswi SMAN 8 Kendari mampu bersaing di era revolusi industri jilid empat.
“Karena di masa yang akan datang itu tidak lagi mengandalkan kemampuan fisik dalam bekerja. Supaya ia mampu meraih masa depan yang baik, tentu dia harus memiliki kemampuan 4C itu,” pungkasnya.(b)
Penulis: La Ode Muh. Faisal
Editor: Ridho Achmed