Oleh: La Ode Maliki
Hingar bingar politik saat ini seakan tak pernah hilang dari sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia bagai kebutuhan pokok yang harus dicari dan disantap setiap harinya.
Emang sih, peran pemuda sangat strategis dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, baik dari segi sosial, ekonomi, budaya, maupun politik.
Kesadaran akan pentingnya demokrasi saat ini mengalami grafik kenaikan, hal ini dapat dilihat dari peran serta pemuda dalam kontestasi politik.
Namun, globalisasi dengan kecanggihannya menantang pemuda pada eksistensi ukhuwahnya. Mengapa harus ukhuwah? Karena ukhuwah salah satu konsepsi Islam yang tergerus akibat politik di zaman yang serba gadget.
Allah SWT berfirman: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al Hujurat: 10)
Dinamika zaman mengkis nilai-nilai solidaritas sesama muslim. Generasi milenial dan Generasi “Z” yang notabenenya adalah generasi muda saat ini, berbekal kemudahan informasi, siapa saja bisa menginformasikan apa saja dengan praktisnya.
Informasi yang kontroversial berseliweran menimbulkan perdebatan di dalamnya. Perdebatan tak terhindarkan di media sosial, yang kadang tidak terarah. Sangat merugikan, terutama generasi muda yang masih labil dan mudah tersulut emosi. Panorama ini menuntut pemuda lebih selektif dan berhati-hati dalam menyikapi suatu informasi.
Padahal, prinsip tabayyun atau klarifikasi sangat jelas di dalam Islam terhadap informasi yang berkembang. Maka seharusnya umat Islam dan terlebih generasi muda, bisa lebih bijak menghadapi perkembangan arus informasi ini. Jika tidak, maka kesenjangan dan disintegrasi akan mengancam negeri ini karena ulah hal tersebut.
Demam hoax, tulisan-tulisan yang saling merendahkan acap kali nampak di media sosial penulis, mereka membela pendapatnya, namun argumentasi yang disampaikan cenderung kepada pembelaan diri, bukan lagi mencari kebenaran.
Dalam hati penulis bertanya “Inikah identitas pemuda sebenarnya? “Sudahilah itu, bukankan kita adalah saudara? Mari renungi Sabda Rasulullah SAW;
“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR Abu Dawud).
Begitu pentingnya, dapat dilihat bahwa ukhuwah merupakan satu dari tiga unsur kekuatan yang jadi karakter masyarakat Islam zaman Rasulullah. (1) Kekuatan iman dan akidah; (2) Kekuatan ukhuwah dan ikatan hati; (3) Kekuatan kepemimpinan dan senjata. (Spiritualitas, Soliditas, dan Mobilitas).
Pemuda dan ukhuwah sangatlah erat karena kualitas pemuda ialah investasi utama bangsa untuk memenuhi tuntutan politik, menjadi kreator perubahan yang sangat penting menuju cita-cita bangsa dan agama seutuhnya. Mari jaga ukhuwah…
Diakhir goresan kali ini, penulis mengucapkan “Dirgahayu Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ke-45, Bangga Jadi Pemuda Indonesia & Jayalah Selalu Pemuda Indonesia”.(***)
Penulis: Wakil Ketua KNPI Sultra Bidang Pelajar dan Mahasiswa Periode 2016-2019