Bank Sultra Kucurkan Rp931 Miliar Dalam Bentuk Fasilitas Pinjaman Daerah

PENASULTRA.COM, KENDARI – Direktur Utama Bank Sultra, Abdul Latif mengungkapkan sejak tahun 2018 hingga saat ini sudah 6 (enam) pemerintah daerah (pemda) yang mempercayakan Bank Sultra untuk mendukung pembangunan infrastruktur daerah melalui fasilitas pinjaman daerah Bank Sultra. Total pinjaman yang telah disalurkan senilai Rp.931 Miliar.

“Hari ini kembali kami melakukan akad kredit dengan salah satu Pemerintah yaitu Kota Baubau dimana sebelumnya kami juga telah melakukan akad kredit dengan Pemda Konawe Selatan, Pemda Bombana, Pemda Buton Selatan, Pemda Buton, dan Pemda Kolaka Utara. Untuk Pemda Konawe Selatan telah menyelesaikan pinjamannya ditahun 2021 kemarin”, jelas Abdul Latif kepada awak media usai melakukan akad kredit di aula Kantor Pusar Bank Sultra.

Ia menjelaskan bahwa fasilitas pinjaman daerah yang diberikan Bank Sultra ini adalah salah satu wujud komitmen Bank Sultra untuk mendukung Pemerintah Daerah dalam melakukan percepatan pembangunan infrastruktur di daerah. Seperti halnya program kerja Pemkot Baubau yaitu Pembangunan Jalan Lingkar Ruas 2 Waborobo- Batu Poopi, Peningkatan Jalan Lingkar Ruas 2 Bukit Asri-Batu Poopi, Peningkatan Jalan Lingkar Ruas 2 Sorowolio-Bukit Asri, Peningkatan Jalan Lingkar Ruas Bungi- Sorowolio Tahap IV, Pembagunan Gedung PO 5 Convention Center berlokasi kelurahan lipu kecamatan Betoambari dan Pembangunan Area Parkir terintegrasi PO 5 berlokasi di kelurahan Wele Kecamatan Wolio.

Ditempat yang sama Walikota Baubau AS Tamrin menyatakan apresiasi kepada Bank Sultra karena kerjasama ini merupakan salah satu langkah untuk mendorong sektor pariwisata dan sektor UMKM agar bergerak secara pararel untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Lebih lanjut ia juga mengingatkan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) khususnya Badan Pengelolaan Keuangan, Aset dan Pendapatan Daerah Kota Baubau untuk berhati-hati agar dana yang diterima dapat dikelola secara baik demi kemajuan Kota Baubau khususnya dan Sulawesi Tenggara secara luas.

Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat yang maju adalah masyarakat yang tidak meninggalkan jati dirinya.

“Mari kita senantiasa menegakkan nilai-nilai budaya lokal yang merupakan cerminan identitas negara kita yaitu budaya Polima yang memuat lima nilai dasar kehidupan dalam bermasyarakat”, imbuhnya.

Adapun nilai yang terkandung dalam Polima yaitu, Poma-masiaka (Saling menyangangi), Popia-piara (Saling menjaga), Pomae-maeaka (Saling menanggung rasa malu), dan Poangka-angkataka (Saling menghormati).

“Yang keempat nilai dasar ini lalu diikat oleh falsafah Pobinci-binciki Kuli (Arti harafiah saling mencubit) sebagai kausa prima. Pobinci-binciki kuli dapat dimaknai sebagai suatu perbuatan agar dipikirkan terlebih dahulu supaya tak menyakiti orang lain” tutup Dr. H. AS Tamrin, MH.

Editor: Husain

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *