PENASULTRA.COM, KENDARI – Meski baru saja selesai dikerjakan, pipa milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anoa Kendari yang putus akibat banjir yang mengguyur wilayah Pohara, Kabupaten Konawe beberapa minggu lalu, kini putus kembali.
Buntut dari putusnya pipa tersebut, 14 ribu pelanggan PDAM yang berada di enam kecamatan di Kota Kendari kembali terganggu.
Direkrut utama (Dirut) PDAM Tirta Anoa Kendari, Damin mengatakan, selain karena kontur tanah yang sangat lembek, penyebab dari putusnya kembali pipa tersebut yakni banyaknya kendaraan berat yang melintas di jalan itu, yang mengakibatkan pipa yang berada dibawah bahu jalan tidak mampu menopang dan akhirnya putus.
“Jadi, ada pergeseran pipa PDAM akibat dilalui kendaraan berat di jalur Trans Sulawesi itu. Ditambah lagi kontur tanah cenderung labil dan lembek untuk menopang tonase kendaraan diatasnya,” kata Damin saat diwawancarai melalui telepon genggamnya, Senin 15 Juli 2019.
Namun, saat ini pihaknya tengah berupaya memperbaiki sambungan pipa yang putus dengan melakukan perbaikan dan pergantian bantalan pipa.
“Kita akan segera angkat kembali dasar pipa untuk memperbaiki bantalannya kemudian ditimbun. Lalu bantalan pipanya juga kita ganti. Untuk bantalan sebelumnya setebal 12 inci menjadi 24 inci supaya lebih kokoh saat berada di dalam tanah,” beber Damin.
Selain itu, untuk teknis, PDAM Tirta Anoa Kendari telah berkoordinasi dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari dalam mengatasi perbaikan jalan sehingga pipa yang berada dibahu jalan itu bisa diperbaiki.
“Pada dasarnya di jalur itu akan dibuatkan jembatan sementara berkonstruksi baja ringan alias jembatan Bailey. Sehingga, lalu lintas kendaraan tidak akan menghambat proses penimbunan tanah pada pipa milik PDAM Tirta Anoa Kendari,” tambahnya.
Damin berharap, dari semua upaya perbaikan pipa tersebut bisa dikerjakan lebih cepat agar saluran air milik PDAM bisa berjalan normal kembali.
“Mulai hari ini kami sudah kerjakan penggantian bantalan pipa yang putus itu, kita berharap pekerjanya bisa lebih cepat,” tandasnya.(b)
Penulis: Clara Sinthia
Editor: Yeni Marinda