PENASULTRA.COM, KENDARI – November 2018, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami peningkatan tekanan inflasi dengan capaian sebesar 0,32 persen (mtm).
Secara spasial, inflasi ini disebabkan oleh inflasi yang terjadi di Kota Kendari maupun Kota Baubau dengan capaian masing-masing sebesar 0,28 persen (mtm) dan 0,42 persen (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra), Minot Purwahono mengatakan, peningkatan tekanan inflasi yang terjadi pada periode tersebut terutama disebabkan oleh kelompok bahan makanan dan sandang.
“Bahan makanan tercatat mengalami inflasi sebesar 0,79 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi pada periode sebelumnya yang sebesar 0,43 persen (mtm),” kata Minot melalui siaran persnya, Rabu 5 Desember 2018.
Ini terjadi karena peningkatan curah hujan yang signifikan pada sentra penghasil sayur-sayuran di Konawe Selatan dan Kota Kendari.
Sehingga menyebabkan terjadinya penurunan produksi dan mendorong peningkatan harga pada beberapa jenis sayuran seperti kacang panjang dan terong panjang yang mengalami inflasi masing-masing sebesar 9,20 persen (mtm) dan 4,51 persen (mtm).
“Kondisi cuaca yang kurang kondusif juga berdampak terhadap peningkatan harga beberapa jenis ikan seperti ikan kembung, ikan layang, ikan cakalang dan ikan rambe,” bebernya.
Selain sayuran dan ikan, kata Minot, peningkatan tekanan inflasi juga terjadi pada komoditas beras yang disebabkan oleh tingginya permintaan dari luar Sultra dan berakhirnya masa panen di luar Sultra.
Selain komoditas bahan makanan, inflasi November 2018 juga didorong oleh peningkatan permintaan dan perubahan harga pada kelompok sandang seperti celana jeans panjang.
Namun demikian, peningkatan tekanan inflasi tersebut tertahan oleh penurunan tekanan inflasi yang terjadi pada lima kelompok inflasi lainnya, yaitu kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan dan kelompok transportasi.
Menyikap kondisi tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra bersama dengan TPID kabupaten kota terus berkoordinasi untuk mencermati perkembangan harga di pasar khususnya harga komoditas bahan makanan menjelang akhir tahun.
“Pemantauan dan koordinasi dengan pihak maskapai penerbangan dan otoritas bandar udara juga akan dilakukan untuk memastikan ketersediaan penerbangan dan menjaga volatilitas harga tiket pesawat. TPID akan berupaya untuk memastikan ketersediaan stok guna menjaga kestabilan harga beras di Sultra,” tutupnya.(b)
Penulis: Yeni Marinda
Editor: Kasmilahi