PENASULTRA.COM, JAKARTA – Dari data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI pada Sabtu 29 September 2018 pukul 13.00 WIB diketahui ternyata Pulau Sulawesi bukan kali pertama diguncang gempa dan diterjang tsunami.
Peristiwa memilukan ini telah terjadi sebelas kali dengan dampak kerusakan dan korban jiwa yang tidak sedikit. Salah satunya dipicu adanya patahan lintang sesar Palu-Koro.
“Patahan Palu-Koro merupakan patahan dengan pergerakan terbesar kedua di Indonesia, setelah patahan Yapen, Kepulauan Yapen, Papua Barat, dengan pergerakan mencapai 46 mm/tahun,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam rilisnya pukul 13.00 WIB.
Bahkan, kata Sutopo, patahan Palu-Koro ini pernah menyebabkan gempa dengan magnitude M7,9.
Berikut sejarah kejadian gempa dan tsunami di Sulawesi:
1). 1 Desember 1927 di Teluk Palu. 14 jiwa meninggal dunia dan 50 orang luka-luka
2). 30 Januari 1930 di Pantai Barat Kabupaten Donggala. Tsunami setinggi > 2 meter berlangsung selama 2 menit
3). 14 Agustus 1938 di Teluk Tambu Kecamatan Balaesang Donggala. Tsunami setinggi 8-10 meter, 200 korban meninggal dunia, 790 rumah rusak, seluruh desa di pesisir pantai barat Donggala hampir tenggelam
4). 1994 di Sausu, Kabupaten Donggala
5). 1 Januari 1996 di Selat Makassar. Tsunami menyapu pantai barat Kabupaten Donggala dan Toli-Toli
6). 1996 di Desa Bangkir, Tonggolobibi dan Donggala. Tsunami setinggi 3,4 meter, membawa air laut sejauh 300 meter ke daratan. 9 orang tewas dan bangunan di Desa Bangkir, Tonggolobibi dan Donggala rusak parah
7). 11 Oktober 1998 di Kabupaten Donggala. Ratusan bangunan rusak parah
8). 24 Januari 2005 di 16 Km arah tenggara Kota Palu. 100 rumah rusak, 1 orang meninggal dunia dan 4 orang luka-luka
9). 17 November 2008 di Laut Sulawesi. 4 jiwa meninggal dunia warga Kabupaten Buol
10). 18 Agustus 2012 di Kabupaten Sigi dan Parigi Montong. 8 jiwa meninggal dunia
11). 28 September 2018 di Kota Palu dan Donggala. Korban sementara 384 meninggal dunia, 29 orang hilang dan luka berat mencapai 540 orang.(b)
Editor: Ridho Achmed