PENASULTRA.COM, MUNA – Menjabat Kepala Desa Kambawuna, Kecamatan Kabawo, Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, La Rusuli tidak hanya berpangku tangan menunggu kucuran dana desa (DD) lalu bergerak membangun desanya. Namun, pria ini melakukan terobosan dibidang pertanian yang patut diacungi jempol.
Berbekal pengalaman saat menjadi peserta Ekspo Holtikultura di Purwakarta. Rusuli pun mengembangkan komoditas holtikultura seperti bawang merah, tomat apel sinta dan cabe indofood yang benilai ekonomis.
“Pertama saya hanya coba dengan modal Rp7 juta, saya mulai menanam bawang merah di lahan seluas tiga are milik saya sendiri. Alhamdulillah tiga bulan kemudian saya mulai panen pertama, sekitar 500 hingga 600 kilogram,” ucap Rusuli.
Meski ia memasarkan bawang merahnya dengan harga Rp40 ribu per kilogram, di pasar lokal Raha, dan Kota Baubau, namun kata dia, keuntungannya sangat menjanjikan. Kades ini menilai potensi tanah di Muna lebih baik dari pada yang ada di pulau Jawa.
Selain bawang merah, kini La Rusuli mulai mengembangkan usaha pertanian itu ke komoditas lain yakni tomat, apel sinta dan cabe indofood diatas lahan seluas tiga hektar milik orang tuanya. Tiga jenis tanaman horti ini dikembangkan dengan harapan dapat dijadikan kiblat bagi warga desa lain untuk mendorong peningatan ekonominya melalui usaha pertanian.
Bahkan, Rusuli mendatangkan dua tenaga teknis pertanian dari Jawa untuk mengembangkan komoditi hortikultura ini. Menurutnya, jika usaha ini dikembangkan secara profesional, mesti ada perlakuan yang baik dan benar, baik dari sisi pengolahan, kualitas bibit, pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama tanaman.
“Saya ada dua tenaga teknis dan tiga tenaga bantu. Mereka dari Jawa tapi sudah domisili di Muna Barat. Kami juga punya jagung kuning yang dikembangkan oleh masyarakat, yang dimodali dari Dana Desa,” ungkapnya, seraya menambahkan bahwa bawang merah, tomat apel sinta dan cabe indofood akan dikembangkan secara luas di desanya.
Pantauan PENASULTRA.COM, komiditi holtikultura jenis tomat apel sinta di lahan seluas tujuh are milik Rusuli, mulai memasuki masa panen.
“Pemerintah seharusnya tidak fokus pada jagung kuning saja. Tapi juga harus melirik komoditas holtikultura ini. Karena ini sangat menjanjikan,” tukasnya.(a)
Penulis: Sudirman Behima
Editor: La Ode Kasmilahi