PENASULTRA.COM, KONAWE UTARA – Satu unit kendaran roda empat Toyota Avanza bernomor polisi DT 1607 AM ludes terbakar diwilayah Desa Lamondowo, Kecamatan Andowia, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) Sabtu 28 Desember 2019.
Kapolsek Asera, Ajun Komisaris Polisi (AKP), Andi Agusfian Pranata menyampaikan, peristiwa naas itu terjadi sekitar pukul 15.00 Wita. Kejadian ini bermula saat pengemudi mobil yang diketahui bernama Rehan usai melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Agen Premium Minyak Solar (APMS) Lamondowo, Kecamatan Andowia.
Setelah menyalakan kunci kontak kendaraannya, lanjut Agusfian, tiba-tiba muncul percikan api dari dalam dasbor mobil. Api dengan cepat membesar langsung membakar seluruh badan mobil.
“Melihat api didalam mobil pengemudinya keluar. Dan masyarakat yang berada disekitar Pompa APMS langsung mendorong mobil keluar sekitar 50 meter, terus dilakakukan upaya pemadaman. Tapi karena apinya besar jadi sulit dievakuasi sampai membakar seluruh mobil,” ujarnya.
Peristiwa ini menimbulkan dua korban luka kabar masing-masing Rehan (17) karyawan APMS ini mengalami luka bakar di wajah, lengan kiri dan kedua kaki. Kemudian, Saiful Bahri mengalami luka bakar ditelinga sebelah kiri dan lengan sebelah kiri.
Namun, ada yang menarik perhatian warga setempat saat melakukan evakuasi penyelamatan. Dimana bagian belakang dalam mobil ditemukan tangki rakitan yang diduga untuk menampung BBM dengan ukuran sekitar satu meter persegi. Selain tangki bawah lantai mobil juga terdapat tangki rakitan.
Hal itu dibenarkan warga Kecamatan Andowia, Misdar Saranani. Diungkapkan, APMS tersebut diduga sering menyalurkan BBM jenis solar dan bensin kepada para penampung dengan menggukan kendaraan jenis roda empat dengan tangki rakitan. Pemuatan dilakukan secara diam-diam.
Tindakan itu, diperkuat dengan kondisi APMS yang setiap harinya kebanyakan tutup dengan alasan stok BBM kosong.
“Para penampung BBM selalu mengisi di APMS ini sekitar pukul 03.00 dini hari saat situasi sepi. mereka orang APMS ekesekusi,” ungkap Misdar kepada awak media ini.
Disampaikan, ulah APMS itu membuat masyarakat kesal. Sebab, BBM yang menjadi kebutuhan masyarakat untuk berktivitas tak pernah terdedia. Sehingga masyarakat terpaksa membeli dipengecer dengan harga lebih tinggi dari APMS.
Misdar mengaku banyak warga yang memantau aktifitas pengisian BBM dini hari sehingga pengisiannya dialihkan siang hari dengan cara merakit tangki besar pada kendaraannya supaya tidak ketahuan.
“Kejadian kebakaran ini sudah bisa dibilang bukti,”ucapnya.
Dia menambahkan, posisi tangki kendaraan yang dirakit itu mampu menampung BBM dua kali lipat dari tangki normal. Jika isi tangki awal 100 liter bisa naik menjadi 200 liter.
“Akan tetapi hal itu sangat membahayakan karena kapasitas BBM yang berlebihan bisa menimbulkan korslet pada kendaraan,” tukasnya.(b)
Penulis: Iwan
Editor: Mila