GPMI Sultra Mundur dari Aksi Bela Wawonii

PENASULTRA.COM, KENDARI – Gerakan Persatuan Mahasiswa Indonesia (GPMI) memilih untuk berhenti atau mundur dari gerakan aksi demonstrasi membela Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) dari aktivitas tambang.

Ketua Umum GPMI Sultra, Alfin Pola mengungkapkan, alasan pertama dirinya mundur karena masing-masing pimpinan lembaga bergerak sendiri-sendiri dan tidak mau saling memadukan kekuatan.

“Aksi hari Senin yang dimotori BEM Universitas Halu Oleo (UHO), kelompok sebelah tidak mau bergabung. Lalu aksi kemarin (Rabu 13 Maret 2019) yang dimotori masyarakat Wawonii sendiri tidak mau dicampuri Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) UHO. Ada apa ini, kemungkinan besar masing-masing organisasi ini punya target dibalik target yang telah ditetapkan,” ungkap Alfin, Kamis 14 Maret 2019.

Menurutnya, selama KBM UHO dan Front Mahasiswa Bela Wawonii tidak bersatu, maka mulai saat itu pula GPMI menyatakan sikap berhenti dari gerakan aksi bela Wawonii.

Untuk itu, Alfin menyerukan kepada seluruh kader GPMI tidak lagi bergabung dalam gerakan pencabutan 15 IUP di Pulau Wawonii.

Untuk diketahui, GPMI sebelumnya telah melakukan demo hingga sempat bentrok dengan Satpol PP dan Kepolisian.

GPMI bergabung dalam Front Rakyat Sultra Bela Wawonii, yang merupakan forum gabungan dari 10 lembaga yakni Perhimpunan Mahasiswa dan Masyarakat Wawonii (PMMW), Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) Sultra, STN, GMNI, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), RMI, HMI MPO, IMP dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).(b)

Penulis: Yeni Marinda
Editor: Ridho Achmed