HMI Kendari Sebut Gubernur dan Ketua DPRD Sultra Seperti Pemain Drama Korea

Pena Kendari759 views

Ujang Hermawan Ketua umum HMI cabang Kendari (Foto: Istimewa)

PENASULTRA.COM, KENDARI – Serba-serbi wacana kehadiran 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal tiongkok di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menuai banyak polemik dan kebingungan masyarakat. Apalagi masih dalam situasi pandemi covid-19, ditambah dengan tidak konsistennya para pemangku kebijakan antara eksekutif dan legislatif Sultra.

Hal tersebut menjadi sorotan Ketua Umum HMI Cabang Kendari Ujang Hermawan.

Ujang Hermawan mengatakan fenomena sosial seperti ini sama halnya masyarakat Sultra sedang menonton film Drama Korea yang dimainkan oleh kedua lembaga negara yaitu Gubernur Sultra dan DPRD Sultra. Beberapa bulan lalu kedua lembaga negara ini secara bersamaan sepakat untuk menolak kedatangan 500 TKA asal tiongkok, tetapi seiring berjalannya waktu gubernur Sultra bapak Ali Mazi banting stir dan menyetujui masuknya 500 TKA asal tiongkok di Bumi Anoa Sultra.

“Entahlah apa yang membuatnya berubah pikiran. Begitu pula dengan Ketua DPRD Sultra Abdur Rahman Saleh yang pandai berakting memainkan peran seperti aktor dalam film drama Korea, pasalnya ia sampai mengatakan bahwa siap untuk berjihad demi kepentingan masyarakat Sultra dan itu sempat viral video yang disebarkan dalam rapat virtual yang ia sampaikan berapi-api, tetapi rupanya itu hanya akting semata”, ungkap Ujang Hermawan kapada awak media ini, Senin, 22 Juni 2020.

Menurut Ujang Hermawan dalam situasi seperti ini seharusnya pemerintah daerah fokus untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang masih menumpuk seperti anggaran penanganan covid-19 yang jumlahnya sangat fantastis 300 Miliar, namun tidak jelas dimana peruntukannya.

“Atau jangan-jangan hanya pengalihan isu agar masyarakat Sultra tidak fokus dalam mengawasi peruntukan anggaran penanganan covid-19, entahlah”, kata Ujang

Dalam teori “the Funcition of sosial conflict” Lewis Coser menggambarkan sekelompok orang yang mendorong terjadinya gejolak sosial dan memanfaatkan konflik untuk menawarkan peran setelah sebelumnya tersingkir dari arena permainan.

“Nah, melihat isu kedatangan 500 TKA asal tiongkok akhir-akhir ini dengan pola yang sistemik, ini bisa menyebabkan Konflik Horizontal antara masyarakat sultra karena ada pihak yang sedang memancing di air keruh. Kalau ini benar, maka dipastikan mereka adalah orang-orang profesional. Ditambah lagi pemimpinnya yang penuh kebohongan dengan kata lain Sultra hanya menunggu Bom Waktu terjadinya gejolak yang begitu besar”, tutupnya.(b)

Penulis: Sain

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *