PENASULTRA.COM, JAKARTA – Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Jakarta mengadakan pertemuan bertajuk Science to Enable and Empower Asia pacific (SEEAP) for Sustainable Development Goals (SDGs) di Hotel Grand Kemang Jakarta, 17-19 September 2019.
Dalam acara yang dihadiri 20 negara lebih termasuk Indonesia, Ketua Organisasi Enam Negara Maritim atau Coral Triangle Initiative on Coral Reefs Fisheris and Food Security Maritim Local Government Network (CTI M-LGN), Ir Hugua ikut bersuara.
Dalam diskusi panel ini, Hugua membahas soal maritim dan kesinambungan pembangunan kota-kota.
Menurutnya, harus ada kesinambungan pembangunan dari level global sampai dengan level lokal. Sains dan teknologi juga diperlukan pada level pembuat kebijakan.
“Namun juga kebijakan sangat mempengaruhi dalam perkembangan sains dan teknologi,” kata Hugua melalui pesan WhatsAppnya, Rabu 18 September 2019.
Selama ini, katanya, sains dan teknologi terkesan masih sulit untuk di tangkap pada level kebijakan dan pemangku kepentingan lokal.
Mantan Bupati Wakatobi ini menekankan perlunya UNESCO membuat pedoman yang dapat menerjemahkan sains dan teknologi kedalam pelaksanaan program pada tingkat akar rumput.
Para pengambil kebijakan di level daerah mulai dari gubernur, bupati, walikota, DPRD, LSM, lembaga pendidikan dan pemuda harus masuk dalam skema UNESCO dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan khususnya dalam bidang pertanian, perikanan, industri kreatif serta industri tepat guna.
“Hal ini berkaitan dengan sinergitas program UNESCO sebagai lembaga PBB kemudian program nasional sampai dengan program pemerintah daerah dan masyarakat lokal,” tutupnya.
Untuk diketahui, kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan ide-ide gagasan terbaik dari berbagai negara kaitannya tentang peran sains dan teknologi untuk mendukung SDGs di asia pacific.
Selain Hugua, yang berkesempatan untuk memberikan ide dan gagasannya dalam forum tersebut yakni Direktur UNESCO Office jakarta Prof Shabaz Khan. Lalu Prof Arief Rachman yakni Executive Chairman, Indonesian National Commission for UNESCO.
Kemudian Aya Saito, perwakilan Kementerian Pendidikan Budaya, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang. Y W Junardy sebagai President Indonesia Global Compact Network), Bambang Setiady (Chairman National reasearch council of indonesia), Dr Mego Pinandito sebagai Deputy for Scientific Service, Representing Chairman of Indonesian Institute of Science (LIPI).(b)
Penulis: Yeni Marinda
Editor: Kas