PENASULTRA. COM, KENDARI – Usai mendapat teguran dari warga sekitar karena memarkir kendaraan di bahu jalan, kini mahasiwa Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Mandala Waluya Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) angkat bicara.
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan STIKES Mandala Waluya, Afdal mengatakan, banyak mahasiswa memilih memarkir dibahu jalan karena pihak kampus memberikan tarif parkir kendaraan bagi mahasiswa.
Biaya parkir ada dua macam. Karcis seharga Rp1000 untuk per hari sedangkan karcis per bulan harganya Rp25 ribu.
Adanya tarif parkir kendaraan itu membebani mahasiswa, ditambah lagi dengan kenaikan SPP setiap tahun di kampus yang sebentar lagi akan berubah nama menjadi Universitas.
“Ini memberatkan kami. Setiap parkir harus mengeluarkan uang. Mana lagi SPP yang tiap tahun mengalami kenaikan. Apakah SPP belum cukup untuk membangun lahan parkiran,” kata Afdal sedikit menyindir, Senin 8 April 2019.
Menurutnya, pihak kampus tidak berlaku adil dalam mengeluarkan kebijakan parkiran prabayar. Walaupun ada parkiran nonprabayar, namun pihak kampus tak akan menjamin jika saja kendaraan mahasiswa hilang.
“Sehingga banyak mahasiswa yang memarkirkan motornya di bahu jalan. Lucunya lagi, parkiran yang nontarif tidak memiliki atap dibandingkan parkiran yang bertarif padahal kami sama-sama membayar SPP,” ungkapnya.
Ia berharap, pihak kampus membuat pelindung di parkiran nontarif untuk mahasiswa agar tidak ada lagi yang memarkirkan kendaraannya di bahu jalan.
“Walaupun pelindung itu kecil sinar matahari dan hujan tidak mengenai motor dan helm mahasiswa,” tuturnya.
Menanggapi keluhan mahasiswa, Kepala Badan Usaha STIKES Mandala Waluya, Ali Hanafi berdalih, parkiran yang dikenakan tarif bertujuan untuk pengamanan kendaraan mahasiswa.
“Ada beberapa penjaga untuk menjaga motor mahasisiwa. Jika tidak ada yang mau parkir yang dikenakan tarif silakan parkir di tempat yang telah disiapkan,” ujar Hanafi saat dihubungi via telepon, Senin 8 April 2019.
Menurutnya, uang dari tarif parkiran itu digunakan untuk membayar honor para penjaga parkiran yang setiap hari menjaga motor mereka mahasiswa.
Selain itu, tukang parkir prabayar bertanggung jawab jika motor mahasiswa hilang atau barang-barang mereka. Sehingga, pihaknya tidak akan mengubah kebijakan karena bertujuan untuk menjaga kendaraan mahasiswa.
“Uang yang mereka kasih sebagai gaji para pegawai, bagaimana mereka mau jadi penjaga parkir kalau tidak ada ongkosnya,” timpal Hanafi.(b)
Penulis: Bima lotunani
Editor: Yeni Marinda