Ini Pengakuan Pria Penebas Leher Ular Piton yang Memangsa Wa Tiba

PENASULTRA.COM, MUNA – Ketua RK IV Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sultra, La Ode Sumbu mengungkapkan Wa Tiba, korban keganasan ular piton, Jumat 15 Juni 2018 merupakan tulang punggung dalam keluarga sejak hubungannya dengan sang suami tidak harmonis.

Kata Sumbu, sehari-hari korban berprofesi sebagai petani. Dari hasil kebunnya jadi penyambung hidup ibu kandung korban (nenek Wa Jona), serta anak tunggalnya.

“Hasil kebun seperti ubi kayu, sayur-sayuran dijual di pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya, Minggu 17 Juni 2018.

Sumbu menceritakan, di hari korban ditemukan dimangsa ular sekira pukul 06.30 Wita, adik korban, La Mariada datang menemui dirinya dan mengabarkan jika kakaknya sejak semalam belum pulang dari kebunnya.

“Waktu itu saya mau pergi shalat Ied di masjid tiba-tiba datang La Mariada. Saat itu saya langsung ganti baju. Bersama dua orang lainnya dan La Mariada kita cek ke kebun korban,” terangnya.

Saat diperjalanan ke kebun korban, sekitar 100 meter dari kebun milik wanita paruhbaya itu ada bekas seperti telah terjadi perkelahian yang ditandai dengan rumput disekitarnya terbaring.

“Disitu ada sendal, parang dan senter korban,” sambungnya.

Karena seringnya ditemukan ular disekitar kejadian, bahkan beberapa kali berkeliaran di perkampungan, ia menduga kuat bahwa korban telah dimangsa ular.

“Ada 20 menit kita telusuri tempat itu. Puluhan warga yang datang menyusul ditempat kejadian juga ikut membantu mencari. Untung ada yang punya keahlian mengenai ular bernama La Fendi. Akhirnya korban ditemukan sekitar 30 meter dari tempat sendal, parang dan senter. Disitu kita temukan ular disebuah lubang,” beber pria beranak tiga itu.

Setelah ditemukan keberadaan ular piton yang telah membesar perutnya itu, warga masih disibukan untuk menaklukan sang ular. Sebab predator tersebut tidak mudah ditaklukan karena sempat melakukan perlawanan.

“Kira-kira 15 menit baru bisa saya tebas leher itu ular. Lalu kita diamkan sebentar. Setelah itu kita seret keluar lubang dan kita pikul. Ada 10 orang yang pikul karena ada manusia di dalam perut ular,” ulasnya.

Kebun milik Wa Tiba yang berjarak kurang lebih 1 km dari pemukiman penduduk. Nampak pondok Wa Tiba yang kerap dimanfaatkannya untuk beristirahat ketika lelah berkebun. FOTO: Sudirman Behima

Sarang Ular Piton

Sumbu mengakui, di desanya ular bukan hal yang asing. Mengingat hampir setiap malam binatang pemangsa itu ditemukan warga. Bahkan sekira setahun lalu, anak sapi miliknya juga tak luput jadi korban.

“Sudah banyak ternak warga disini yang dimangsa,” paparnya.

Menurutnya, ular yang memangsa Wa Tiba diperkirakan berusia 12 tahun. Hal itu ditandai dengan lubang hidung yang berjumlah 12. Enam dikanan dan enam dikiri.

“Ular itu diketahui jenis kelaminnya betina. Saat memangsa Wa Tiba, ular itu diduga dalam keadaan lapar. Sebab saat dibelah didalam perut ular hanya berisi korban,” cetusnya.

Muslina (43), warga setempat juga menyebut bahwa sejak desa itu dibuka diperkirakan sudah ada 17 ekor ular piton telah ditangkap warga.

“Ada yang lebih besar ditemukan. Dulu itu sampai sembilan meter panjangnya,” terangnya.

Lokasi pencarian korban yang berbukit. Diduga, di bukit itulah menjadi sarang ular piton terbesar. FOTO: Sudirman Behima

Sementara itu, Kepala Desa Persiapan Lawela, Faris mengungkapkan jika lokasi ditemukannya almarhumah (Wa Tiba) selama ini diduga sebagai sarang ular.

Sebelumnya, tambah dia, lokasi itu merupakan permukiman pertama warga sebelum akhirnya pindah 1 Km di Desa Persiapan Lawela saat ini. Warga memilih pindah karena lokasi didominasi bebatuan dan tidak ada sumber air.

“Lokasinya tebing dan berbatu ditambah tidak ada air. Jadi warga pindah di lorong Gea tempat tinggal sekarang. Dulu memang tempat sembunyinya ular, cerita-cerita orang tua dulu ular bisa dikendalikan dan mereka disembunyikan jauh dari tempat tinggal warga,” ucap dia.(a)

Penulis: Sudirman Behima
Editor: La Basisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *