Jurusan Psiologi UHO Gelar Kampanye Tolak Kekerasan Terhadap Perempuan

PENASULTRA.COM, KENDARI – Dalam rangka menyambut hari kekerasan terhadap perempuan, puluhan mahasiswa dan dosen jurusan Psikologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menggelar kampanye tolak kekerasan terhadap perempuan. Kegiatan ini dilaksanakan di Taman Kota (Tamkot) Kendari beberapa waktu lalu.

Annisa Syahrudin koordinator kegiatan mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk jalan santai dan pembagian stiker dan pamflet yang berisi gambaran dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan kepada masyarakat kota Kendari.

“Ada 66 orang mahasiswa psikologi yang ikut dalam kegiatan ini, yaitu angkatan 2017 dan 2018. Selain membagikan pamflet dan stiker kami juga meminta masyarakat untuk menandatangani baliho yang kami sediakan sebagai bentuk dukungan menolak kekerasan terhadap perempuan. Harapannya masyarakat bisa sadar, dan ikut memerangi kekerasan terhadap perempuan” jelas Annisa Rabu, 10 Desember 2019.

Senada dengan itu, Ida Sriwaty Sunarjo salah satu dosen Psikologi UHO yang ikut mendampingi mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pemberitahuan kepada masyarakat luas bahwa selain memperingati 16 hari Anti kekerasan terhadap perempuan, juga untuk mengkampanyekan pada seluruh pengunjung tamkot bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan cukup banyak terjadi di Indonesia maupun di kota Kendari. Berdasarkan data sistem infromasi online perlindungan perempuan dan anak, pada tahun 2018 tercatat 12.687 kasus kekerasan seluruh Indonesia.

“Untuk di kota Kendari, sesuai dengan data yang ada di dinas pemberdayaan perempuan ada sekitar 28 kasus kekerasan pada permpuan dan anak. Dan yang mendominasi adalah kasus pada anak, berupa kekerasan maupun pelecehan seksual,” Jelas Ida Sriwaty Sunarjo.

Melalui kegiatan tersebut ia berharap kasus kekrasan terhadap perempuan dan anak yang sering terjadi di Sultra khususnya di kota kendari dapat berkurang. Bagi perempuan diharapkan dapat mewaspadai dirinya, dan bagi orang tua dapat menghargai anaknya.

Selain itu, ia juga berharap jika ada masayarakat yang mengalami kekerasan agar segara melapor ke pihak berwajib, khususnya di dinas pemberdayaaan perempuan dan tidak membiarkan kekerasan itu berlarutl-larut.

”Kegiatan ini akan selalu diagendakan setipa tahun. Dan ini sudah tahun kedua kita laksanakan” sambungnya.

Mengapa harus dilakukan dalam rentang waktu 16 hari?

Ini adalah rentang waktu dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga 10 Desember yang merupakan Hari HAM Internasional. Sepanjang 16 hari tersebut juga terdapat peringatan-peringatan yang erat kaitannya dengan perempuan.

Berikut adalah hari peringatan sepanjang 16 HAKTP:

25 November – Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan

1 Desember – Hari AIDS Sedunia

2 Desember – Hari Internasional Penghapusan Perbudakan

3 Desember – Hari Internasional bagi Penyandang Cacat

5 Desember – Hari Internasional bagi Sukarelawan

6 Desember – Hari Tidak Ada Toleransi bagi Kekerasan Terhadap Perempuan

10 Desember – Hari HAM Internasional

Penulis: La Ode Husaini
Editor: Yeni