PENASULTRA.COM, KONUT – PT Lawu Agung Mining (LAM) Melalui Kerja Sama Operasional Mandiodo,Tapunggaya,Tapuemea (KSO-MTT) dinilai berhasil dalam memajukan pengusaha lokal dan masyarakat sekitarnya.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa sebanyak 2.078 izin perusahaan pertambangan minerba dicabut oleh pemerintah karena tidak pernah melaporkan rencana kerja, dan telah bertahun-tahun diberikan izin tapi tidak dikerjakan dan ini sebabkan tersanderanya pemanfaatan SDA untuk tingkatkan kesejahteraan rakyat.
Olehnya itu, pemerintah Indonesia terus mendorong hilirisasi mineral termasuk dalam bentuk nikel. Hal ini dilakukan demi mendorong nilai tambah dari produksi tambang di dalam negeri.
Lalu, apa keuntungan bagi masyarakat dengan hadirnya KSO-MTT?
Menurut Ketua Umum Konsorsium Pengusaha Tambang Nickel Konawe Utara (KOPTAN Konut) Rachmat Mustafa, dampak positif dirasakan secara nyata oleh pengusaha lokal adalah kemudahan dalam mendapatkan ruang pemberdayaan khususnya usaha jasa pertambangan.
Kemudian lanjut dia, PTLawu Agung Mining (LAM) melalui Kerja Sama Operasional Mandiodo,Tapunggaya,Tapuemea,(KSO-MTT) membuka kesempatan pemanfaatan dan pengembangan: religious activity (kegiatan keagamaan), local wisdom (kearifan lokal), serta local human resources (sumber daya manusia), yaitu peningkatan pengetahuan penduduk, dan adanya bantuan pendidikan.
“Selain itu kehadiran KSO-MTT (PT LAM) juga menyerap tenaga kerja lokal baik skill maupun non skill,” tegas Rachmat.
Olehnya itu, ia mengajak kepada masyarakat lokal Konawe Utara agar terus mendukung dan mendorong investasi pertambangan di Bumi Oheo Konawe Utara terkhusus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Antam,Tbk UBPN Konut, dan PT.LAM Melalui KSO-MTT.
“Dengan adanya kegiatan pertambangan secara otomatis akan membuka lapangan pekerjaan serta lapangan Usaha UMKM sehingga dapat memicu perputaran ekonomi masyarakat lebih maju di tengah situasi pandemi Covid 19,” sambungnya.
Penulis: Tim Redaksi
