PENASULTRA.COM, KENDARI – Sebagai ibukota provinsi, Kendari tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Lebih dari itu, kota ini menjadi trigger ekonomi dan pariwisata bagi daerah lain di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Apalagi Kendari sudah menetapkan diri sebagai kota MICE atau meeting, incentif, conventions, exhibition (pertemuan, insentif, konvensi dan pameran).
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sultra, Ir. Hugua mengatakan, Kendari yang notabenenya sebagai kota jasa, hanya perlu masuk dalam organisasi nasional dan internasional, lalu merebut kesempatan untuk mengadakan event skala besar di daerah ini.
Dengan mendatangkan orang dalam jumlah banyak, maka industri kepariwisataan dapat ikut hidup.
Menurutnya, Kendari jadi daerah penopang disekitarnya. Seperti, Konawe Utara (Konut) dengan wisata air panasnya yakni Wawolesea, Konawe dengan pantai Toronipanya. Lalu Konawe Selatan (Konsel) dan Bombana dengan Rawa Aopa serta Kolaka dengan danau terpendeknya yakni Tamborasi.
“Muna yang banyak destinasi originalnya, Wawonii, Baubau, semua menjadi destinasi. Nah, stakeholder ini menjual paket kepada tamu yang datang di Kendari,” kata Hugua belum lama ini.
Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi Dinas Budpar Kota Kendari, Darmawan menyatakan kesiapan Pemkot dalam berbagai upaya untuk mewujudkan Kendari menjadi kota MICE.
“Kita menyediakan akomodasi dan transportasi dalam kota. Hanya satu yg kita belum punya, conventions center. Kalau jalan Toronipa-Kendari sudah jadi, tidak sampai satu jam itu sudah memenuhi syarat MICE,” kata Darmawan, akhir pekan lalu.
Karenanya, Pemerintah Kota Kendari membutuhkan dukungan daerah lain di Sultra untuk membangun pariwisata ini.
“Melalui pemerintah provinsi, upaya ini dapat diwujudkan,” tutupnya.
Penulis: Yeni Marinda