Ketua MPM UHO Minta Ali Mazi Belajar Kepemimpinan

PENASULTRACOM, KENDARI – Bantuan sembako pemerintah provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang rencananya akan disalurkan ke masyarakat terdampak Virus Corona atau Covid-19, menuai kritikan dari sejumlah pihak.Pasalnya karung bantuan sembako dari Pemprov itu ada gambar Gubernur Sultra, Ali Mazi.

Hal ini mendapat kritik pedas dari mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif.

Dalam cuitan twitternya Syarif mengatakan tidak pantas bungkusan bantuan untuk masyarakat dipasang foto kepala daerah. Menurutnya, biaya untuk membuat bungkusan dengan foto kepala daerah juga bisa dialihkan untuk membeli kebutuhan pokok masyarakat.

 “Photo Gubernur Sultra di pembungku bantuan. Kira2 brp Ongkos Cetak Photo di setiap kantong itu? Itu bantuan Pemerintah Pakai uang Rakyat, tidak pakai uang pribadi.

Kalau pakai uang pribadipun, lebih mulia kalau tdk pakai photo. Tangan kanan memberi, tangan kiri tidak mengetahui,” tulis @LaodeMSyarif pada 05 Mei 2020, tepatnya pukul 17.41 Wita yang dilengkapi dengan foto sejumlah karung berisi bantuan dimaksud.

Hal senada juga diungkapkan oleh ketua Majelis Permusyawaatan (MPM) Universitas Halu Oleo (UHO) yang menyayangkan jawaban Gubernur Sultra atas pertanyaan dari salah satu wartawan terkait dengan anggaran sablon karung berasal dari APBD atau bukan.

“Saya sangat antipati terhadap jawaban yang diberikan oleh H. Ali Mazi kepada wartawan tersebut. Sebagai seorang pemimpin daerah seharusnya menanggapi hal tersebut dengan santai dan lugas, tanpa mesti memberikan jawaban yang irasional serta tidak mencerminkan nilai intelektualitas. Bagaimana mungkin, ketika ditanya asal anggaran tersebut, malah menyuruh untuk bertanya kepada rumput yang bergoyang”, ujar Baharudin Yusuf melalui rilis persnya, Rabu, 6 mei 2020.

“Dan kepada Kemendagri saya menyarankan, perlu memberikan program Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), agar sewaktu-waktu pemimpin daerah tidak memberikan jawaban yang asal-asalan dan memperilihatkan kengkuhannya” tambahnya.

Menurutnya, pemimpin daerah merupakan representasi rakyat, serta cerminan rakyatnya, sehingga  tidak pantas jika seorang pemimpin memberikan jawaban yang terkesan angkuh.

Penulis: La Ode Husaini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *