PENASULTRA.COM, KENDARI—Menurunnya nilai ekspor hasil pertanian Sulawesi Tenggara (Sultra) berdampak pada kesejahteraan petani.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Perserikatan Masyarakat Tani dan Nelayan (Permatani) Sultra, Fajar Imsak melalui keterangan tertulisnya, Senin, 25 Oktober 2021.
Kata dia, berdasarkan rilisa BPS Sultra pada Rabu, 1 September 2021 lalu, nilai ekspor sektor usaha pertanian senilai 0,01 juta dollar AS atau sekitar Rp 140 juta dengan tingkat penurunan hingga 95 persen dibandingkan bulan sebelumnya kemudian dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020 dengan tingkat penurunan sekitar 49 persen dan sampai hari ini belum ada pertumbuhan yang pesat dalam meningkatkan ekspor hasil pertanian Sultra.
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan nilai ekspor industri pengolahan, khususnya produksi besi dan baja pada juli 2021 dengan capaian 380,67 juta dollar AS, sekitar Rp 5,3 Triliun walaupun nilai ini turun 20 persen jika dilihat dari bulan sebelumnya tetapi naik lebih dari 100 persen dibanding pada periode tahun 2020, Sabtu (23-10-2021).
Dominasi ekspor hasil pengolahan industri pertambangan khususnya besi dan baja mengakibatkan ekspor hasil pertanian semakin terpuruk sehingga menurunkan tingkat kesejahteraan petani yang signifikan.
“Hal tersebut mengakibatkan performa sektor pertanian yang terus tertekan sehingga tidak mampu bersaing dengan ekspor industri pengolahan”, kata Fajar Imsak.
Menurutnya, pemerintah harus lebih jeli dalam menyikapi hal tersebut dengan mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan petani, memberikan bantuan bibit, serta melaksanakan pelatihan dan sosialisasi.
“Kerena sebagian besar masyarakat sultra menggantungkan hidup di sektor pertanian dan menjadi penopang kebutuhan utama masyarakat petani”, sebutnya.
“DPW Permatani Sultra tentu berharap sepenuhnya kepada Pemprov Sultra mampu memberikan nutrisi baru kepada petani dan menjadikan bahan evalusasi sekaligus PR Pemprov Sultra akibat menurunnya nilai hasil ekspor di bidang pertanian demi kesejahteraan dan peningkatan perekomomian petani”, tutupnya.
Editor: Husain