Musim Penghujan Tiba, Bakteri dan Jamur Mengintai Anak Anda

Oleh: Whika Febria Dewatisari

Memasuki penghujung tahun, musim hujan selalu jadi langganan di negara tropis seperti Indonesia. Faktor kelembaban menjadi salah satu faktor untuk tumbuh kembangnya berbagai mikroba seperti jamur dan bakteri. Berbagai macam penyakit mudah menyerang tubuh, dari penyakit diare, flu, batuk, demam berdarah, saluran pernapasan, termasuk juga penyakit kulit.

Pada kasus penyakit kulit yang terjadi di musim hujan, sejatinya bukan faktor air hujannya, melainkan ada beberapa faktor lain seperti genangan air yang kotor dan kondisi lembab di tubuh yang gampang menyebabkan penyakit kulit. Tidak hanya orang dawasa, anak-anak pun rentan terkena penyakit ini terlebih jika ruang bermain mereka bebas di luar rumah dan belum awas akan penyakit yang akan mengintai. Jamur dan bakteri merupakan penyebab utama penyakit kulit di musim hujan.

Anak-anak biasanya suka bermain air hujan dan genangan air yang kotor, sehingga anak rentan dengan infeksi jamur dan bakteri. Genangan air di jalan yang memercik ke tubuh anak juga bisa menimbulkan masalah bagi kulit. Untuk pengguna kendaraan motor, jas hujan yang dipakai anak juga berpeluang menghadirkan jamur karena selama musim hujan selalu diterpa air hujan dan cipratan kendaraan. Hal tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit dikarenakan banyaknya terdapat spora jamur. Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur pada musim penghujan di antaranya seperti Candida sp., Trichopiton sp., Micosporum sp.

Bagian kulit yang terinfeksi oleh jamur bisa di mana saja, terutama di area lipatan-lipatan kulit seperti paha atau tangan. Gejala yang muncul pada kulit bila terserang jamur Candida di antaranya terdapat bintik-bintik merah yang terasa gatal di sela-sela jari kaki. Sedangkan, penyakit kulit yang disebabkan jamur jenis Tinea akan tampak bercak merah dimana tepinya lebih menonjol dan kemerahan disertai rasa gatal. Rasa gatal ini menyebabkan anak menggaruk-garuk kulitnya sehingga berisiko menimbulkan infeksi sekunder.

Penyakit kulit yang disebabkan jamur ini biasanya menular karena kulit bersentuhan langsung dengan air kotor yang mengandung jamur. Jamur juga dapat menginfeksi melalui pakaian yang belum kering atau lembab yang dikenakan anak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Microbiology & Immunology Universitas New York menunjukan bahwa kuman dan bakteri yang menempel pada pakaian dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Beberapa jenis bakteri yang ditemukan pada pakaian, sprei, handuk, sarung bantal, sofa, dan peralatan berbahan kain lainnya diantaranya adalah Staphylococcus Aureus, E Coli, Klebsiella Pneumoniae, dan Pseudomonas. Beberapa jenis bakteri tersebut berpotensi menyebabkan infeksi kulit hingga mencemari makanan sehingga dapat menyebabkan penyakit serius bagi manusia.

Infeksi jamur lainnya yang paling sering menyerang saat musim hujan dan banjir adalah kutu air. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur Epidermophyton floccosum yang menyerang bagian kulit yang terlalu lembab, seperti sela jari dan bagian lipatan lainnya. Jika dibiarkan, penyakit ini akan menyebar ke bagian kulit lainnya dan menimbulkan gatal serta kulit mengelupas.

Selanjutnya adalah kadas (kurap). Penyakit ini dalam bahasa ilmiahnya dikenal sebagai Tinea yang merupakan jenis jamur yang dapat tumbuh pada permukaan kulit yang lembab seperti daerah kepala, lipatan paha, kuku, lipatan lengan atau kaki. Pada saat sedang berkeringat, bagian yang terkena kadas terasa sangat gatal dan panas.

Penyakit jamur lainnya yang biasa menular adalah Panu, atau panau (Pityriasis versicolor) yang disebabkan oleh infeksi jamur Tinea versicolor. Ciri khusus yang tampak adalah terdapatnya bercak putih melingkar pada kulit serta rasa gatal dan mengelupas pada bagian yang terinfeksi. Ketika bagian yang gatal digaruk, akan terjadi kontak antara tangan dengan kulit yang sehat sehingga mengakibatkan bercak putih/panu menyebar ke bagian kulit lainnya.

Selokan yang meluap karena saluran mampat atau tidak lancar yang disebabkan air hujan juga mengandung kuman penyebab penyakit, selain jamur di antaranya adalah bakteri. Banjir karena air sungai yang meluap, termasuk air selokan di depan rumah membawa atau menghanyutkan kotoran yang mengandung bakteri.

Ketika air kotor itu bersentuhan dengan kulit maka bakteri itu bisa menginfeksi. Adapun beberapa bakteri tersebut di antaranya adalah Streptococccus, Staphylococcus aureus. Area yang biasanya terkena penyakit kulit adalah bagian tungkai bawah melalui luka yang terinfeksi bakteri dari air yang kotor tersebut. Infeksi bakteri ditandai dengan gejala berupa bintik merah atau kekuningan, bengkak dan nyeri.

Berbeda dengan infeksi jamur yang disertai rasa gatal, pada infeksi bakteri tidak menimbulkan gatal namun terasa nyeri. Untuk infeksi kulit yang disebabkan bakteri ini, dokter akan meresepkan salep antibiotika atau minum obat antiobiotika. Sebagai upaya pencegahan agar kulit tidak terinfeksi bakteri, sebaiknya anak menjaga kebersihan diri, dalam hal ini menghindari kontak dengan air kotor di musim penghujan.

Maka beberapa upaya penting perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kulit untuk anak antara lain adalah:

  • Menghindari anak kontak langsung dengan air hujan, air yang tergenang, maupun air banjir. Mengajak anak untuk bermain dengan permainan lain yang menarik dan di kondisi lingkungan yang bersih.
  • Segera memandikan anak setelah terkena hujan atau mencuci kaki dan tangan setelah terkena cipratan air yang tergenang. Membiasakan anak mencuci kaki dan tangan setelah dari luar rumah meski tidak kehujanan atau bermain genangan air. Mencuci tangan menggunakan sabun sebaiknya dibiasakan sebelum makan dan tidur.
  • Ketika anak kehujanan dan pakaiannya basah, sebaiknya segera diganti dengan pakaian yang kering sehingga kulit tetap kering. Pilih pakaian yang menyerap keringat sehingga tak membuat kulit lembab.
  • Membersihkan anggota tubuh dengan air dan sabun saat mandi saja ternyata tidak cukup untuk menjaga kesehatan kulit. Jika tubuh tidak dikeringkan dengan baik kulit akan menjadi lembab sehingga kuman dan bakteri berkembang biak. Selain itu juga memastikan handuk yang dipakai bersih dan kering. Handuk kotor atau kurang menyerap air bisa memicu timbulnya penyakit kulit. Kemudian, pastikan handuk dijemur, bila masih basah bisa menimbulkan suasana lembab dan memicu berkembangnya kuman penyebab penyakit kulit.
  • Bagi Anda yang bepergian dengan motor dengan anak dan harus memakai jas hujan, usahakan setelah memakai jas hujan, jemur sampai kering sebelum kembali dipakai. Jas hujan yang basah sangat berpotensi menghadirkan jamur karena lembab.
  • Membawa pakaian ganti untuk anak. Pakaian yang basah tentunya tidak nyaman untuk dipakai terus-menerus. Ini penting agar penyakit kulit tidak semakin berkembang di dalam tubuh Anak.
  • Apabila anak mengalami gatal-gatal pada kulit, upayakan agar ia tidak menggaruk-garuk, karena bila terjadi luka karena garukan kuku bisa menimbulkan infeksi sekunder. Bila penyakit kulit ini makin terus menyebar bahkan hingga terjadi infeksi, jangan dibiarkan. Segeralah melakukan pemeriksaan ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat sesuai penyebabnya.
  • Saat musim hujan, hindarilah mengkonsumsi makanan atau jajan sembarangan di tepi jalan atau makanan yang dijual di tempat terbuka. Anak diperbanyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang kaya vitamin C, seperti kol, wortel, brokoli, jeruk, dan juga susu serta makanan bergizi lainnya untuk ketahanan daya tubuhnya.
  • Menghindari memberikan minuman dingin. Minuman hangat seperti teh dan susu atau sekedar air putih hangat dapat membuat tubuh tetap stabil.

Jadi, selalu jaga kesehatan anak Anda di musim penghujan ini!. Badan yang bersih akan menghindarkan anak dari berbagai penyakit.(***)

Penulis: Mahasiswa Program Doktor Prodi Ilmu Biologi Fakultas Biologi UGM