PENASULTRA.COM, KENDARI – Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sultra, Suharman Tabrani mengatakan, hingga triwulan III 2019, perekonomian Sultra berada dalam tren yang menurun dengan capaian sebesar 6,2 persen (yoy).
Meski demikian, perekonomian Sultra masih tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,0 persen (yoy). Sehingga mencatatkan Sultra sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonominya tertinggi kelima secara nasional.
Menururnya, geliat perkembangan perekonomian di Sultra pada sektor keuangan dan perbankan tidak terlepas dari sektor riil. Untuk itu, BI Sultra turut serta dalam mendorong sektor riil melalui pengembangan potensi ekonomi lokal.
“Pengembangan ekonomi tersebut melalui pola pembinaan klaster Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang difokuskan pada klaster yang berorientasi pada ketahanan pangan dan potensi perekonomian lokal,” kata Suharman, Rabu 11 Desember 2019.
Potensi ekonomi Sultra yang besar dan didukung sumber daya (SDM) alam berlimpah, tambah Suharman, harus dikelola dengan baik. Lanjut dia, sudah selayaknya sektor pertanian, perkebunan dan perikanan mendapatkan perhatian dari seluruh pihak untuk dikembangkan bersama, menjadi kekuatan ekonomi baru Sultra yang bersanding dengan sektor pertambangan dan hasil olahannya.
Ia menjelaskan, beberapa klaster saat ini tengah dikembangkan oleh BI Sultra yakni klaster bawang merah di Kolaka Utara (Kolut), pertanian organik di Buton Utara (Butur), hortikultura di Konawe Selatan (Konsel), rumput laut di Wakatobi dan pengembangan tenun di Masalili Kabupaten Muna.
“Selain itu, untuk mendorong tumbuhnya pengusaha baru di Sultra, kami telah menggagas program Wirausaha Bank Indonesia (WUBI),” beber Suharman.
Untuk memenangkan persaingan di Industri 4.0, tambah Suharman, UMKM Sultra diberikan pelatihan “UMKM Go Digital” untuk mendorong UMKM masuk dalam pasar e-commerce dan pasar digital.
“Dilain sisi, BI Sultra mendorong ekonomi syariah dan kemandirian ekonomi pesantren dengan melakukan rangkaian edukasi serta kampanye ekonomi syariah di Sultra bersama Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), MUI, perbankan dan pihak terkait lainnya,” tutupnya. (b)
Penulis: Yeni Marinda
Editor: Bas