PENASULTRA.COM, MUNA – Kunjungan silahturahmi dan kegiatan sosial yang dilakukan Bupati Muna Barat LM Rajiun Tumada dibeberapa tempat di wilayah Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) ternyata dianggap oleh beberapa pihak di Muna sebagai suatu kegaduhan di tanah Sowite tersebut.
Pernyataan itu lahir dari Kabag Humas dan Protokoler Setda Muna Amiruddin Ako sebagaimana dilansir salah satu media online. Amiruddin pada dasarnya mengapresiasi langkah bupati Mubar yang telah ikut andil menyisihkan sebagian dananya di Muna untuk kegiatan sosial ke masyarakat.
Namun, ia menekankan agar mantan Kasat Pol PP Sultra itu tidak membuat kegaduhan ditengah-tengah masyarakat.
Menanggapi pernyataan Kabag Humas Setda Muna tersebut, Direktur Rajiun Center (RC) La Ode Rahmat Apiti akhirnya angkat bicara.
Menurut Rahmat, kegiatan LM Rajiun Tumada di Kabupaten Muna bukan untuk menciptakan kegaduhan.
Rahmat merasa aneh jika kegiatan positif diasumsikan sebagai pembuat kegaduhan. Sejatinya, kegiatan yang dilakukan LM Rajiun di Muna itu semata-mata karena undangan masyarakat Muna dan hal itu bentuk silaturahim sosial.
“Jika Pemkab Muna menafsirkan negatif kegiatan-kegiatan sosial pak Rajiun, itu karena mereka paranoid sosial. Ini penyakit baru yang belum ada obatnya,” ungkap Rahmat, Sabtu 7 April 2018.
Pemkab Muna mestinya bersyukur karena agenda silaturahim sosial masyarakat dengan Rajiun begitu baik terbina.
“Aneh saja, kunjungan silaturahim Pak Rajiun dijadikan momok oleh Pemkab Muna. Atau mungkin salah satu program Pemkab Muna memutuskan silaturahim sosial?,” timpalnya.
Ia menyarankan agar kabag humas Pemkab Muna baiknya melakukan tobat sosial sehingga tidak alergi dengan agenda-agenda sosial kemasyarakatan.
“Ini juga menunjukkan kalau jiwa solidaritas Pemkab Muna mengalami erosi. Dan sebaiknya Humas Pemkab Muna jangan memprovokasi diri sendiri untuk menciptakan kegaduhan dalam rumah sendiri,” pungkasnya.(a)
Penulis: Sudirman Behima/La Basisa
Editor: Mochammad Irwan