PENASUTRA.COM, WAKATOBI – Dibalik suksesnya upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) RI ke-74 di Kecamatan Togo Binongko Kabupaten Wakatobi, ternyata ada peristiwa yang sungguh menyita perhatian publik di media sosial.
Peristiwa tersebut yakni sepatu yang digunakan sebagian besar pasukan pengibar bendera (Paskibra) merah putih direkat dengan lakban. Hal tersebut diketahui sehari setelah upacara peringatan HUT RI berakhir.
Salah seorang pelatih paskibra, Albar memposting foto-foto jalannya prosesi upacara. Dalam foto tersebut, nampak beberapa sepatu peserta paskibra terlilit lakban. Termasuk sepatu putri pemegang baki sang merah putih.
Postingan tersebut, pun langsung mendapat banyak komentar dari warganet.
“Anggarannya dibawa kemana,” komentar Wa Odesrifatmawati.
“Waduhhh, kan anggarannya besar tuh, kok sampai harus minjam,” komentar Ivonne Siswanti.
“Bukan cuma Binongko. Di kaledupa juga begitu. Seragam peserta paskibra dipinjam,” komentar netizen yang lainnya.
Selain banyaknya komentar, dari 114 emoticon, tak sedikit netizen yang memberikan emoticon sedih atas postingan itu.
Ketika di konfirmasi, Albar yang juga anggota Polsek Binongko mengaku, dari 57 peserta paskibra, sebagian besar sepatunya dililit dengan lakban agar sepatunya tidak terlepas saat proses baris-berbaris.
“Atribut paskibra seperti sepatu, seragam itu di pinjam sehingga ukurannya banyak yang tidak cocok. Kebanyakan sepatunya longgar dan sudah sobek jadi kita antisipasi dengan lakban,” jelas Albar belum lama ini.
“Kalau peci, plakat, dan lainnya itu memang disiapkan Pemerintah Kecamatan,” tambahnya.
Albar berharap, kejadian ini menjadi perhatian pemerintah kecamatan agar ke depan bisa mengusulkan anggaran yang cukup.
Sementara itu, salah seorang peserta paskibra, Muhammad Rizal mengaku, meski sepatu pinjaman yang ia gunakan dilakban, ia merasa tidak nyaman karena terasa longgar.
Menanggapi hal itu, Camat Togo Binongko, Arifin mengatakan, anggaran paskibra tidak cukup untuk membeli sepatu dan semua atribut paskibra. Oleh sebab itu, sepatu dan seragam dipinjamkan dari mantan paskibra sebelumnya.
“Anggarannya hanya Rp9 juta itu tidak cukup untuk makan minum pelatih dan peserta selama masa pelatihan. Sehingga sebagian sepatu dan seragam kami pinjam,” jelas Arifin.
Ke depan kata Arifin, ia akan mengusulkan anggaran paskibra yang lebih agar peristiwa serupa tidak kembali terulang.(a)
Penulis: Deni La Ode Bono
Editor: Yeni Marinda