PENASULTRA.COM, JAKARTA – Koalisi Pemuda Konawe Utara Menggugat kembali melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI), Rabu, 19 Juni 2024.
Aksi kali ini masih menyoal terkait wacana pembangunan smelter PT Tiran Mineral yang di duga fiktif di Desa Waturambaha Kabupaten Konawe Utara (Konut) Provinsi Sulawesi Tenggara.
Jendral Lapangan, Arnol Ibnu Rasyid dalam orasinya mengatakan bahwa pembangunan smelter PT Tiran Mineral di Desa Waturambaha merupakan kegiatan fiktif yang hanya untuk melakukan penambangan dan penjualan ore nikel di IUP Eks PT Celebes yang merupakan cadangan nikel terbesar di sultra.
“Ini merupakan pelanggaran yang sangat fatal bayangkan cadangan nikel dilakukan penambangan dengan alasan pembangunan smelter namun sampai hari ini pembangunan tersebut fiktif di Waturambaha,” katanya.
Lanjutnya, dengan rencana total investasi 4.9 triliun tersebut merupakan hal yang hanya akal-akalan perusahaan bukan untuk pembangunan smelter tapi merupakan operasi penambangan ore nikel di Desa Waturambaha.
Sementara itu Sahril Gunawan salah satu putra Konawe Utara menambakan bahwa sebelumnya pihaknya telah berkunjung di Kejaksaan Agung dan hari ini kembali Melakukan aksi di KPK RI untuk segera memanggil Direktur PT Tiran Mineral dan Owner Tiran Group untuk mempertanggung jawabkan fiktifnya pembangunan smelter di Desa Waturambaha, Konawe Utara.
“Owner PT Tiran group harus diperiksa apa lagi dia adalah salah satu menteri di kabinet Indonesia Maju dan dia harus bertanggung Jawab atas fiktifnya pembangunan smelter PT Tiran mineral yang dugaan kami hanya untuk melakukan penambangan ore nikel di Eks IUP PT Celebes,” terangnya.
Sehingga dengan aksi jilid II ini, pihaknya benar-benar akan mempresure dugaan kerugian negara akibat penambangan di Eks IUP PT Celebes yang konon kabarnya hendak dibangun smelter.
“Jilid III kami sudah siap untuk aksi di BPK RI untuk mengaudit kerugian negara dan yang lebih penting akan bertandang di Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk bagaimana ketemu langsung owner PT Tiran Group untuk kami minta pertanggung jawaban fiktifnya pembangunan smelter di Waturambaha”, tegasnya.
Sementara itu, Huma Tiran Group La Pili saat dikonfirmasi enggan mmemberikan keterangan pers.