PENASULTRA.COM, KENDARI – Ketua Presidium Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sultra, Hidayatullah menilai, program sosialisasi dan pendidikan Pemilu melalui konser musik yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sultra tidak efektif dan efisien.
“Kemarin sosialisasi menggunakan mobil tronton dengan konvoi dan nanyi-nyanyi di atas mobil dan juga mengadakan konser musik di eks MTQ. Harapannya untuk apa, masyarakat hanya melihat sisi musiknya saja, tidak memperhatikan sosialiasi dan pendidikan pemilihnya,” kata Hidayatullah, Rabu 3 April 2019.
Menurutnya, masyarakat bakal tidak fokus pada sosialisasi dan pendidikan Pemilu yang disampaikan KPU. Sebab, masyarakat akan lebih terfokus pada konser musiknya.
“Sosialisasinya sedikit, lebih banyak musiknya. Tidak efisiennya. Hanya menghabiskan anggaran tapi output atau hasilnya minim,” cetusnya.
Sehingga, ia menyarankan agar penyelenggara fokus pada program-program yang dapat menunjang kesuksesan Pemilu yang dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Selain itu, pelaksanaan Pemilu juga harus berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, profesional, serta efektif dan efisien sesuai UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017.
“Apa gunanya tahapan bagus tapi hancur ketika ada banyak yang salah memilih. Kita sebagai pemantau politik ingin yang terbaik, makanya KPU dan Bawaslu harus terima kritik. ini kekuatan untuk perbaikan,” tutupnya.(b)
Penulis: Yeni Marinda
Editor: Sal