Sultra Bisa Menjadi Lokomotif Ekonomi Baru di KTI, Ini Syaratnya

Pena News1,058 views

PENASULTRA.COM, KENDARI – Sulawesi Tenggara (Sultra) dinilai dapat menjadi lokomotif ekonomi baru di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Namun, hal tersebut membutuhkan “prime mover” atau penggerak utama dari pemerintah daerah (Pemda).

Pengamat Ekonomi Nasional, Abdul Rahman Farisi (ARF) mengatakan, Sultra memiliki segala potensi yang jika dimaksimalkan akan menjadi engine of growth atau mesin pertumbuhan yang mendongkrak perekonomian daerah. Potensi itu adalah sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA)nya.

“Lokomotif itu penggeraknya SDM dan SDA, dan Sultra punya keduanya. Dari sisi SDM, kemauan bersekolah dan etos kerja pelaku usaha sangat baik. Tapi lagi-lagi, untuk mendorong keduanya kita butuh prime mover yakni pemerintah itu sendiri agar bisa lebih masif,” kata ARF, Jumat 3 Desember 2019.

“Pemerintah perlu lebih optimal lagi. Para petani dll, mereka tanpa pemerintah sebenarnya terus bergerak, tapi dengan pemerintah akan lebih bergerak cepat,” jelasnya.

Menurut Tenaga Ahli BPK RI ini, untuk membangun kekuatan dari lokomotif ekonomi ini, Sultra memerlukan kolaborasi dan sinergi. Baik pemerintah, pengusaha, akademisi dan aktifis, agar semua sumber daya mengarah pada satu titik, yakni kemajuan Sultra.

“Bukan hanya gubernur dan bupati atau walikota, tapi juga dengan para anggota DPR RI Dapil Sultra, untuk terus mengajak dan menyampaikan pada pemerintah pusat dan BUMN agar membawa banyak alokasi anggaran dan program untuk kesejahteraan rakyat Sultra,” tegas ARF.

Senada, Anggota Komisi II DPR RI, Ir. Hugua mengatakan, sudah saatnya Sultra menjadi kawasan ekonomi baru yang layak untuk diperhitungkan eksistensinya.

“Di Sultra harus ada pelabuhan yang tak hanya menunjang arus perdagangan dan mendukung efisiensi logistik. Tapi sekaligus menjadi penghubung utama klaster-klaster ekonomi dari berbagai daerah,” ungkap mantan Bupati Wakatobi belum lama ini.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sultra, kata Hugua, tidak adil jika hanya fokus di beberapa tempat di Sultra. Sebab, idealnya APBD dialokasikan untuk menstimulus geliat di sektor pariwisata, perkembangan sektor perikanan dan pertanian.

“Jadikan Bandara Halu Oleo sebagai bandara internasional, Sutra juga harus siap merebut event-event penting nasional dan internasional, dengan mempromosikan tiga sektor penyangga perekonomian ini,” tutupnya.

Penulis: Yeni Marinda