PENASULTRA.COM, KENDARI – Ternyata pada perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2019 di Kota Kendari awal November 2019 lalu, tak sedikit tamu yang datang memberi penilaian dengan kesan tak sedap terutama pada ikon kota, yakni Teluk Kendari.
Padahal, semua mengakui kota ini indah dengan teluknya. Bukan bangunan seperti menara eks MTQ yang menjadi tujuan wisata. Namun, potensi orisinil yang tak dimiliki daerah lainlah yang difavoritkan.
Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata (ASITA) Sultra, Rahman Rahim mengatakan, Teluk Kendari adalah ikon penting yang mesti dijaga dan dikembangkan oleh pemerintah bersama masyarakat.
“Tugu MTQ itu hanya spot untuk selfie, cukup sekali datang sudah. Begitu kata bos-bos travel agent yang saya bawa. Tamu itu butuh tempat untuk dinikmati, nah Teluk Kendari ini sangat representatif. Tidak ada di daerah lain. Sayang tidak diprioritaskan,” kata Rahman pekan lalu.
Menurutnya, salah satu carauntuk membersihkan teluk, terutama sampahnya yang membuat tak sedap, yakni dengan mengajak komunitas ikut aksi bersih teluk menggunakan jaring atau pukat ikan.
Sebab masalah utama teluk ini adalah sampah.
“Daripada buang buang uang proyek rehabilitasi teluk atau pengerukan, lebih baik kolaborasi dengan komunitas membersihkan sampahnya. Lalu kita buat upaya pencegahan pengotoran teluk, dengan lagi lagi melibatkan komunitas,” ungkapnya.
Setelah teluk Kendari bersih, Pemkot hanya perlu mengoptimalkan atraksi dan pembenahan wilayah teluk agar layak menjadi destinasi wisata.
“Coba kita mulai dengan sama sama menggarap kawasan water sport. Semua terlibat, kita jadikan percontohan,” tantang pemilik rumah makan dan travel agensi ini.
Sementara itu, Kabid Destinasi Disbudpar Kota Kendari, Darmawan menjawab tantangan itu dengan menyampaikan kesiapan pihaknya. Namun, ia meminta semua pihak menyesuaikan dengan skala prioritas pembangunan pemerintah kota.
“Kita lihat dulu rencana prioritas pembangunan dan anggaran pemerintah, kita tidak bisa mengambil tindakan sendiri,” tutupnya.
Penulis: Yeni Marinda