PENASULTRA.COM, KENDARI – Sebagai upaya peningkatan kesejahteraan dan pengendalian inflasi, Bank Indonesia (BI) berkerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari mengadakan pelatihan urban farming kepada kelompok wanita tani (KWT) yang tergabung dalam program “Mas Kendari”.
Mas Kendari atau Masyarakat Kenali dan Sadar Inflasi merupakan suatu program yang direncanakan BI bersama Pemkot Kendari sejak Oktober 2018.
Kepala Perwakilan BI Sulawesi Tenggara (Sultra), Suharman Tabrani mengatakan, kegiatan ini merupakan suatu upaya untuk mengikutsertakan masyarakat dalam pengendalian inflasi melalui upaya produksi bahan pangan secara mandiri untuk memperbesar pasokan.
Bahan pangan yang dipilih adalah komoditas sayur-sayuran, karena komoditas ini menjadi salah satu penyumbang inflasi di Kota Kendari.
“Pada tahun 2018, pengembangan program ini dilakukan pada 11 KWT yang menjadi pilot project di 11 Kecamatan yang ada di Kota Kendari,” kata Suharman, Senin 5 Agustus 2019.
Pelatihan yang diikuti 45 KWT ini fokus pada pertanian dilahan terbatas atau urban farming. Dengan memanfaatkan lahan-lahan perumahan masyarakat yang tidak terpakai dan pelaksanaanya secara organik.
Adanya Mas Kendari, kata Suharman, komoditas sayur-sayuran di Kota Kendari saat ini sudah terlihat adanya hasil yang positif terhadap pengendalian inflasi. Pada Juli 2019, beberapa komoditas sayuran yang slalu menjadi penyumbang inflasi seperti bayam, kangkung, sawi, tomat sayur dan cabai sudah terkendali dan menjadi faktor penghambat tekanan inflasi di Kendari.
“Sebagai contoh sayuran bayam pada Juli 2019 mengalami deflasi sebesar 6,42 persen, sementara pada Juli tahun sebelumnya justru mengalami inflasi sebesar 16,37 persen,” ungkapnya.
Tak hanya inflasi sayuran yang terkendali dengan adanya program ini, namun pendapatan ibu-ibu penggiat KWT pun turut meningkat, disamping itu hasil panen pun telah langsung dipesan oleh pembeli.
“Makanya dilakukan perluasan program Mas Kendari dengan penambahan sebanyak 34 KWT yang tersebar diseluruh kelurahan di Kota Kendari,” tambahnya.
Ia berharap, kegiatan ini dapat memberikan dampak lebih besar terhadap pengendalian harga sayur-sayuran di Kota Kendari.
Senada, Asisten l Kota Kendari, Makmur berharap, tanaman hidroponik KWT berjalan efektif sehingga pada saat pelaksanaan hari pangan sedunia (HPS) yang dipusatkan di Kendari pada Oktober 2019 mendatang dapat terpenuhi.
“Jika efektif, Oktober sudah bisa panen, diharapkan ini membantu memenuhi kebutuhan sayur di HPS nanti,” tutupnya.
Pelatihan ini dilaksanakan di Aula Kantor Perwakilan BI Provinsi Sultra pada 5-6 Agustus 2019.(b)
Penulis: Yeni Marinda
Editor: Kas